KLHK Tunjuk Semarang Pusat Aglomerasi PSEL, Target Kelola 1.000 Ton Sampah PerHari
SEMARANG (Soloaja.co) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mematangkan rencana pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di kawasan Semarang Raya. Kawasan ini dinilai memiliki potensi besar dan dipersiapkan sebagai lokasi aglomerasi PSEL oleh KLHK.
Rapat persiapan yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mewakili Gubernur Ahmad Luthfi, diadakan di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, pada Senin (11/11/2025).
Rapat tersebut dihadiri oleh kepala daerah dari empat kabupaten/kota yang terlibat, yaitu Bupati Kendal, Wakil Bupati Demak, Wakil Bupati Semarang, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Semarang.
- AgenBRILink Hadirkan Solusi Digital untuk Perekonomian Desa
- Fatayat NU Sukoharjo Gelar Pelatihan Make Up dan Kreasi Hijab
Komitmen Semarang Sediakan 1.000 Ton Sampah
Plt Deputi Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Hanifah Dwi Nirwana, yang hadir dalam rapat, mengemukakan bahwa Pemkot Semarang memiliki kesiapan memadai, baik dari sisi infrastruktur maupun sarana dan prasarana, untuk melaksanakan PSEL.
"Yang penting untuk digarisbawahi adalah komitmen Pemkot Semarang untuk siap menyediakan sampah 1.000 ton per hari, dan dilaksanakan secara konsisten," kata Hanifah.
Hanifah menjelaskan bahwa Pemprov Jateng bertindak sebagai fasilitator aglomerasi PSEL, yang akan melibatkan kesepakatan empat daerah: Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal. Proyek PSEL ini direncanakan bertempat di kawasan Jatibarang, Kota Semarang.
Dibutuhkannya aglomerasi ini lantaran daerah penyangga lain masih memiliki volume sampah yang belum terkelola, seperti Kabupaten Kendal (237 ton per hari) dan Kabupaten Demak (497 ton per hari). Hanifah mendorong kabupaten-kabupaten ini untuk mengirimkan sampah mereka ke proyek PSEL di Jatibarang.
- Melestarikan Tuk Suci Selo: Kado Konservasi MDMC di Lereng Merbabu
- Berkat Irigasi Bantuan Pemprov, Petani Pekalongan Mampu Panen Tiga Kali Setahun
Sekda Soroti Pendekatan Hulu dan Integritas Agama
Sekda Sumarno menekankan bahwa penanganan sampah membutuhkan komitmen dan kolaborasi banyak pihak, mengingat Semarang Raya juga merupakan kawasan wisata yang diminati.
Ia menyoroti bahwa pendekatan penyelesaian sampah seringkali hanya fokus pada hilir (pengolahan), padahal masalah bisa dicegah di hulu melalui kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
"Salah satunya bisa melalui pendekatan agama, yakni menanamkan keyakinan bahwa jika membuang sampah sembarangan sama dengan melakukan dosa jariyah," kata Sumarno, menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan masalah sampah di Semarang Raya dapat teratasi secara terpadu, sekaligus mendukung target energi bersih melalui konversi sampah menjadi energi listrik.
