insentif
Senin, 25 Agustus 2025 07:44 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SEMARANG (Soloaja.co) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, meminta para legislator untuk turut mengawal kenaikan anggaran insentif bagi penghafal kitab suci dan guru agama lintas keyakinan. Rencana kenaikan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan sebagai bentuk apresiasi pemerintah provinsi.
Dalam acara Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) se-Jawa Tengah di Patra Convention Hotel Semarang, Minggu (24/8/2025), Gus Yasin mengungkapkan rencana peningkatan anggaran dari Rp250 miliar di tahun ini menjadi Rp300 miliar pada tahun 2026.
"Mumpung di sini ada kawan-kawan dari DPRD Jateng, nanti pada tahun depan kita berencana tambahkan insentif kepada guru-guru agama yang ada di Jawa Tengah," ujar Taj Yasin.
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jateng berkomitmen memberikan insentif kepada siapa saja yang menghafal kitab suci. Namun, saat ini data penerima yang masuk masih didominasi oleh para penghafal Al-Qur'an.
Hal serupa juga berlaku untuk guru-guru lintas agama di Jateng, di mana jumlah penerima sudah mencapai lebih dari 250 ribu orang, tetapi masih ada yang belum terakomodasi.
"Untuk kita naikkan jumlah penerimanya, sehingga penghormatan kita kepada agama yang ada di Jawa Tengah benar-benar kita wujudkan," tambah Gus Yasin, menegaskan bahwa penambahan jumlah penerima ini telah disepakati oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
Capaian Lain dan Ajakan Kolaborasi
Selain fokus pada insentif guru agama, Gus Yasin juga menyoroti capaian lain dari kepemimpinan bersama Gubernur Ahmad Luthfi.
Ia menyebutkan adanya penurunan angka pengangguran terbuka dan keberhasilan program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang merupakan akselerasi dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) pemerintah pusat.
"Ini luar biasa. Ternyata bukan hanya rumah sakit milik pemerintah saja yang turun, akan tetapi rumah sakit swasta juga kuat terhadap program ini," ucapnya.
Meskipun demikian, Gus Yasin mengakui bahwa masih banyak kekurangan. Ia menekankan bahwa Pemprov Jateng tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para politisi.
"Kami juga membuka ruang-ruang diskusi, dan saya yakin Bapak Ibu sekalian yang hadir saat ini memiliki wawasan politik yang cerdas, baik, dan amanah. Sehingga kita bisa bersama-sama mencari solusi pada setiap permasalahan yang ada," kata pria kelahiran Rembang tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jateng, Hadi Santoso, mengapresiasi kinerja substantif enam bulan pertama kepemimpinan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.
Ia menyebutkan beberapa capaian, antara lain penurunan tarif BRT Trans Jateng menjadi Rp1.000 untuk pelajar, buruh, dan lansia, penekanan angka kemiskinan menjadi 9,48 persen, serta program perbaikan 17 ribu rumah tak layak huni (RTLH) yang menjadi yang tertinggi di Indonesia.
"Kami siap sukseskan program pemerintah dengan pembangunan berlandaskan semangat Bhineka Tunggal Ika. Kami akan jadi mitra kritis Pemprov Jateng. Ini bagian kecil pekerjaan rumah yang masih banyak. Kami terus suarakan keresahan masyarakat dan siap jadi bagian jembatan pemerintah dan masyarakat pada umumnya," tutup Hadi.
Bagikan