Srawung Budaya Reog Ponorogo Meriahkan HUT ke-7 Komunitas Ingsun Sukoharjo, Ketua FBM : Ini wujud Nyata Melestarikan Budaya

Sabtu, 14 Juni 2025 17:13 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000494092.jpg
peringatan HUT ke 7 Ingsun Sukoharjo komunitas Reog, di Taman Budaya Suryani Sukoharjo (soloaja.co)

SUKOHARJO (Soloaja.co) — Komunitas Reog Ponorogo Ingsun Sukoharjo sukses menggelar perhelatan budaya bertajuk Srawung Budaya Reog Ponorogo dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-7. 

Acara digelar meriah pada Jumat malam, 13 Juni 2025, di Taman Budaya Suryani Sukoharjo, diikuti oleh 26 grup reog dari berbagai wilayah di Kabupaten Sukoharjo serta komunitas seni dari Solo Raya.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi panggung kreativitas, namun juga bentuk konkret pelestarian budaya Reog Ponorogo sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa. Reog yang dikenal berasal dari Ponorogo ini ternyata telah tumbuh subur dan dicintai oleh masyarakat Sukoharjo.

“Ini membuktikan bahwa reog bukan hanya milik Ponorogo, tetapi sudah menjadi bagian dari denyut budaya Sukoharjo,” ujar Purwanto, sesepuh Komunitas Ingsun Sukoharjo.

Pagelaran yang diwarnai atraksi barongan, merak penari kuda lumping, hingga bujang ganong—tokoh yang terkenal dengan kelincahannya—mampu menyedot antusiasme masyarakat. Setiap elemen pertunjukan menghadirkan nuansa sakral dan kemeriahan yang menjadi ciri khas kesenian reog.

Ketua FBM Dr BRM Kusumo Putro dan sesepuh Ingsun Sukoharjo Purwanto

Ketua Forum Budaya Mataram (FBM), Dr. BRM Kusumo Putro, turut hadir dan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini.

“Saya sangat bangga dan mendukung penuh kegiatan ini. Ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya bangsa. Antusiasme para peserta dan masyarakat menunjukkan kecintaan yang luar biasa terhadap seni reog,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa acara seperti ini patut didukung pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar dapat terus berlangsung setiap tahun, bahkan menjadi bagian dari agenda peringatan Hari Jadi Kabupaten Sukoharjo. 

“Reog adalah aset budaya yang perlu dijaga bersama. Semoga komunitas Ingsun Sukoharjo terus lestari dan menjadi teladan dalam pelestarian budaya,” imbuh Kusumo.

Momentum ulang tahun ke-7 ini sekaligus menjadi refleksi bahwa pelestarian budaya tidak akan berhasil tanpa keterlibatan kolektif dari masyarakat, komunitas seni, dan dukungan pemerintah. 

Kehadiran berbagai sanggar dari luar daerah juga menjadi bukti bahwa seni reog mampu menyatukan keberagaman dan memperkuat semangat kebhinnekaan.