Budidaya cabai di Pesantren Darussalam sudah berjalan selama 4 tahun, dengan pola bergantian tanam dengan komoditas lainnya. Pada tahun 2021, cabai yang ditanam adalah cabai keriting dengan jenis benih CLAUSE dengan jumlah tanaman sekitar 2.750 batang.
"Melalui Program Sosial Bank Indonesia untuk pembelian peralatan pertanian dan pengolahan produk hasil pertanian pada tahun 2020, Ponpes Darussalam mulai menanam cabai pada bulan Desember 2020 di lahan seluas 1.750 m2." Ungkap Kepala KPwBI Solo Nugroho Joko Prastowo, saat melakukan panen raya.
Penanaman cabai ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari gerakan tanam cabai di pekarangan yang digiatkan KPw BI Solo pada tahun 2019 dengan mengandeng Ponpes dan lembaga pendidikan lainnya.
Gerakan yang diinisiasi dalam rangka mendukung kemandirian pangan dan ketersediaan pasokan cabai sehingga dapat menjaga stabilitas inflasi, disambut baik oleh masyarakat, salah satunya Pesantren. Banyak tanah wakaf pesantren yang selanjutnya dioptimalkan untuk mendukung sektor pertanian, sehingga lahan menjadi produktif dan dapat mendatangkan income bagi pesantren, termasuk Ponpes Darussalam.
Panen cabai di Pesantren Darussalam Boyolali, saat ini bertepatan dengan harga cabai yang relatif tinggi; sehingga selain dapat mendatangkan penghasilan bagi pesantren juga bisa menambah pasokan cabai di pasar Soloraya.
Jika panen melimpah, pesantren Darussalam merencanakan mengembangkan diferensiasi produk cabai di sisi hilir yang dapat mendatangkan nilai tambah secara ekonomi. Usaha yang telah dipersiapkan yaitu pengolahan cabai menjadi saus cabai melalui pendampingan KPw BI Solo.
"Dengan demikian pesantren telah menunjukkan kepeduliannya terhadap pengendalian inflasi, mendukung ketercukupan penyediaan cabai melalui budidaya cabai yang selama ini dilaksanakan pesantren. Di sisi lain pertanian cabai dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi pesantren dalam jangka panjang dapat mendukung upaya pesantren menjadi lebih mandiri." Tandas Nugroho.