RUPSLB Setujui Spin-Off Bisnis Fiber, Telkom Lahirkan InfraNexia untuk Percepatan Digitalisasi
JAKARTA (Soloaja.co) — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi mengantongi persetujuan dari pemegang saham independen untuk melakukan pemisahan (spin-off) sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity. Keputusan ini disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar secara daring pada Jumat (12/12).
Aset tersebut kini dialihkan kepada entitas baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), yang dikenal dengan nama InfraNexia. Aksi korporasi ini, yang tergolong sebagai transaksi afiliasi, telah memenuhi kuorum dan disetujui mayoritas pemegang saham independen.
- Sukses Digelar, Pekan Inspirasi Kanvas UMBY Lahirkan Seniman Muda Berbakat
- TP PKK Jateng Targetkan 9 Juta Wanita Skrining DNA HPV pada 2030
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa pembentukan InfraNexia adalah bagian strategis dari strategi transformasi TLKM 30 Telkom untuk mempercepat pembangunan ekosistem konektivitas digital yang merata di Indonesia.
"Diperolehnya persetujuan atas pemisahan bisnis dan aset ini memperkuat agenda transformasi perseroan untuk membangun struktur usaha yang lebih fokus dan tangkas," jelas Dian Siswarini, seraya menambahkan bahwa langkah ini bertujuan agar Telkom dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi digitalisasi nasional dan menciptakan nilai tambah.
InfraNexia Kelola Aset Fiber Rp90 Triliun
InfraNexia diproyeksikan menjadi penggerak pertumbuhan baru yang akan memperkuat kinerja Telkom melalui optimalisasi aset infrastruktur. Fokus utama InfraNexia adalah mengembangkan bisnis fiber, meningkatkan efisiensi biaya, dan membuka peluang network sharing serta kemitraan strategis.
- Luhut Apresiasi Kolaborasi Pemprov Jateng Pimpinan Luthfi: Punya Masa Depan Luar Biasa
- Gunung Slamet Jadi Prioritas, Gubernur Lutfi: Kepentingan Rakyat Utama
Setelah fase spin-off pertama, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50% dari total infrastruktur jaringan fiber Telkom. Target fase spin-off kedua diharapkan tuntas sepenuhnya pada tahun 2026, dengan total nilai aset mencapai Rp90 triliun.
Telkom Ditugaskan Mengelola PDNS dan Susunan Pengurus Baru
Pada kesempatan yang sama, RUPSLB juga menyetujui penugasan dari pemerintah kepada Telkom untuk mengoperasikan dan menjaga layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) selama periode transisi. Penugasan ini mencerminkan kepercayaan pemerintah atas kompetensi Telkom sebagai pemain utama di sektor data center dan cloud.
Selain itu, pemegang saham menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan.
Berikut adalah Susunan Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi hasil RUPSLB Telkom 2025:
Dewan Komisaris
* Komisaris Utama: Angga Raka Prabowo
* Komisaris: Rionald Silaban
* Komisaris: Rizal Mallarangeng
* Komisaris: Ossy Dermawan
* Komisaris: Silmy Karim
* Komisaris Independen: Deswandhy Agusman
* Komisaris Independen: Ira Noviarti
* Komisaris Independen: Rofikoh Rokhim
- Apresiasi GI BEI Madiun Raya: Gandeng13 Kampus Genjot Literasi Pasar Modal
- Genjot Ekonomi Baru, Gubernur Jateng Dorong Kabupaten/Kota Gelar Forum Investasi
Jajaran Direksi
* Direktur Utama: Dian Siswarini
* Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Arthur Angelo Syailendra
* Direktur Human Capital Management: Willy Saelan
* Direktur Wholesale & International Service: Budi Satria Dharma Purba
* Direktur Enterprise & Business Service: Veranita Yosephine
* Direktur Strategic Business Development & Portfolio: Seno Soemadji
* Direktur Network: Nanang Hendarno
* Direktur IT Digital: Faizal Rochmad Djoemadi
* Direktur Legal & Compliance: Andy Kelana
Telkom menegaskan transisinya menuju perusahaan strategic holding melalui empat pilar strategis TLKM 30, termasuk unlocking value aset melalui pembentukan InfraNexia dan transisi menuju entitas strategic holding untuk menciptakan nilai jangka panjang di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital.
