Senin, 18 Juli 2022 13:09 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) – Prof. Dr. Zainal Arifin, S.T., M.T. dikukuhkan menjadi guru besar ke-21 di Fakultas Teknik UNS. Merupakan satu dari tiga Guru Besar yang di kukuhkan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta secara hybrid (daring dan luring) pada Selasa 19 Juli 2022.
Tiga guru besar tersebut yaitu Prof. Dr. Dra. Sri Subanti, M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof. Dr. dr. Yusuf Subagio Sutanto, Sp.P(K)., FISR dari Fakultas Kedokteran (FK), dan dari Fakultas Teknik (FT) UNS.
Prof. Dr. Zainal Arifin, akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Rekayasa Manufaktur Semikonduktor Sel Surya sebagai Material Energi Bersih Masa Depan”.
"Kebutuhan energi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan Seiring perkembangan IPTEK dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan sumber energi baru terbarukan, secara berkelanjutan." Kata Prof. Dr. Zainal Arifin, pada wartawan Senin 18 Juli 2022.
Hal ini juga selaras dengan bauran energi Indonesia, yang menargetkan adanya peningkatan penggunaan energi terbarukan sebesar 31% pada tahun 2050. Indonesia mempunyai potensi energi surya sebesar 207,8 GWp yang dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan sel surya melalui proses photovoltaic.
Pengembangan sel surya generasi ketiga yaitu dye-sensitized solar cells (DSSC) mempunyai tantangan dalam mobilitas elektron. Mobilitas elektron dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi antara semikonduktor dengan sensitizer dalam melakukan injeksi elektron. Mobilitas elektron yang tinggi akan meningkatkan arus listrik yang dibangkitkan oleh DSSC.
"Tantangan ini memotivasi saya, sehingga sejak kurang lebih sepuluh tahun terakhir, saya bersama tim di Laboratorium Energi Surya Fakultas Teknik UNS melakukan penelitian untuk meningkatkan efisiensi dari sel surya DSSC secara bertahap. Penelitian dilakukan dengan cara rekayasa manufaktur.” terang Prof. Dr. Zainal Arifin.
Rekayasa manufaktur ini dilakukan dengan menggunakan mesin electrospinning. Mesin electrospinning yang di rancang bersama di Grup Riset Konversi Energi Terapan dan Nano Teknologi, dilakukan melalui pendanaan hibah penelitian, baik yang bersumber dari dana UNS maupun Kemendikbudristek.
Ada tiga opsi yang telah berhasil diakukan, yaitu: Opsi pertama adalah dengan mengubah morfologi semikonduktor menjadi nanofiber menggunakan mesin electrospinning melalui proses direct deposition.
Opsi kedua adalah dengan membuat lapisan semikonduktor dua lapis, yaitu lapisan pertama yang berfungsi sebagai dye loading (DL) dan lapisan kedua sebagai light scattering (LS). Lapisan dye loading menggunakan semikonduktor nanopartikel, sedangkan lapisan light scattering menggunakan semikonduktor nanofiber.
Opsi ketiga yang dilakukan yaitu merekayasa mesin electrospinning dengan double pump sehingga menghasilkan semikonduktor yang berlubang.
Selain itu, juga ditemukan bahwa, dengan penambahan doping Fe, Mg dan Zn dapat memperbesar lubang semikonduktor hollow nanofiber. Ketiga opsi hasil temuan tersebut, telah terbit pada artikel jurnal ilmiah Internasional bereputasi dan juga telah dipatenkan.
"Temuan-temuan tersebut dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan pasokan material energi bersih masa depan." Pungkas Prof Zainal.
Bagikan