Jumat, 05 April 2024 12:37 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta diperkuat dengan keberadaan dosen yang berprestasi dan menginspirasi, salah satunya adalah Yudho Yudhanto, S.Kom., M.Kom., yang mengawali karier di UNS sebagai dosen luar biasa (LB).
Kiprah cemerlangnya dibuktikan dengan penghargaan peringkat 1 Inventor dan Kreator Terproduktif kategori Hak Cipta yang diberikan oleh UNS pada 2022 lalu. Tidak hanya itu, Yudho juga memiliki 13 artikel jurnal bereputasi Scopus dan masih akan bertambah.
Karier Yudho di UNS bermula pada 2011. Dunia mengajar tentu menjadi hal baru. Sempat ragu, Yudho merasa tidak percaya diri karena terbiasa bekerja dibelakang layar. Ia kemudian memantapkan diri mencoba karier sebagai dosen. Alumni SMPN 1 Boyolali ini mulai mengajar pada Program Studi (Prodi) D-3 Teknik Informatika yang kala itu masih dalam lingkup Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
UNS membutuhkan figur seperti Yudho sebagai dosen yang memiliki latar belakang praktisi industri. Sebagai dosen, misi Yudho sebagai dosen adalah memperkecil gap pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dengan kondisi nyata kebutuhan di industri terkini.
Di tahun 2022, Yudho menerima penghargaan sebagai Dosen UNS dengan peringkat pertama Inventor dan Kreator terproduktif untuk kategori Hak Cipta. Penghargaan ini ia dapatkan dalam Bidang Program Komputer dan Informatika. Selama menjadi dosen, Yudho mengambil inisiatif mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) hak cipta atas karya produk aplikasi yang pernah dibuatnya. Banyak kolaborasi yang terjadi selama pembuatan produk tersebut. Beberapa diantaranya selalu melibatkan sesama dosen dan juga mahasiswanya.
“Teman-teman mahasiswa itu selain wajib mampu programming, juga harus aware terhadap perlindungan hasil intelektualnya. Dengan menghargai karya sendiri maka tentu saja akan menimbulkan sifat menghargai karya orang lain,” ujar Yudho, Kamis 4 April 2024.
Tidak sampai disitu, produktivitasnya cukup terbukti dengan artikel penelitian yang terpublikasi pada jurnal bereputasi Scopus. Banyak topik penelitian yang didalami oleh founder startup Biptek ini, seperti Virtual Reality (VR), Bisnis IT dan Sistem Informasi. Ia pun kini sedang merambah dunia lebih spesifik yakni UI/UX atau User Interface/User Experience.
Proses yang dilalui tidaklah singkat. Kata kunci yang dipegangnya selama ini adalah fokus dan bersemangat. Dengan nilai tersebut, bapak dari dua anak ini memulai pengalaman publikasi artikelnya. Seperti pada umumnya, pasti diawali dengan jurnal nasional. Hingga kini, sudah 13 publikasi artikel jurnal yang terindeks Scopus. Bahkan, tahun ini masih akan bertambah 2 artikel lain.
“Yang penting fokus. Nikmati proses reviunya. Pasti akan selesai juga,” tuturnya.
Asongan Koran Jadi Dosen
Kisah Yudho tidak sebatas pengalaman praktisi industri dan menjadi dosen di UNS. Lebih dalam lagi, cerita-cerita masa sekolah, menjadi penulis buku, kontributor online, merantau di Bandung hingga kembali ke Solo sebagai pebisnis telah mewarnai perjalanan hidupnya.
Semua bermula dari masa remaja yang penuh kerja keras. Saat itu ia telah belajar untuk hidup mandiri. Bahkan, Ia terbiasa berjualan asongan koran ketika masih sekolah. Alumni SMK Negeri 2 Surakarta ini tidak menganggap pekerjaan sambilannya sebagai sebuah kekurangan. Ia justru menjadikannya pembelajaran nyata yang sangat berharga.
Hikmahnya adalah Yudho terbiasa melahap isi koran, majalah, dan buku apapun sembari menunggu dagangan habis terjual. Kebiasaan inilah yang membentuknya seperti saat ini. Pemuda yang berhobi mendaki gunung ini kian tumbuh menjadi sosok yang haus akan bacaan. Ini juga yang mendorong keinginannya untuk menjadi penulis buku atau artikel. Baginya, dengan cara inilah kita juga dapat bermanfaat bagi orang lain dengan berbagi ilmu dan pengetahuan.
Bandung sebagai Awal Karier
Lulus dari sekolah, pemuda yang lahir dibulan Juni ini mengawali karier pada sebuah perusahaan komputer dan jaringan di Kota Bandung. Di sana ia banyak mengenal dunia perkomputeran, internet, dan jaringan. Dua tahun berselang, Yudho bekerja pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero. Ia pun sempat bekerja di Divisi Riset dan Teknologi Informasi PT Telkom Indonesia dan beberapa software house di Bandung.
Semangat belajarnya seakan tidak pernah luntur. Semasa bekerja di BUMN, Yudho memutuskan melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Yudho menyadari bahwa masa muda, memiliki banyak waktu dan tenaga yang tiada duanya. Sehingga bekerja dan kuliah dapat dijalani bersama dengan menyenangkan.
“Pagi kerja di BUMN. Sorenya berkuliah. Setelah itu, malamnya bekerja lagi di _software _house sampai dini hari dan tetap terus bersemangat mengerjakan proyek IT lainnya di sela waktu yang ada,” kata Yudho.
*Meyakini Pentingnya Pendidikan*
Keputusan Yudho melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi patut mendapat apresiasi. Kesadaran akan pentingnya pendidikan telah ia miliki. Menurutnya, berkuliah bukan untuk ganti status atau gaya-gayaan. Terdapat banyak manfaat yang ia rasakan. Selain ilmu, skill, attitude dan komunitas baru, berkuliah juga menaikkan tingkat kepercayaan diri karena bertambahnya keterampilan teknik dan pengalaman.
Berbagai hal yang dicita-citakan seseorang ketika masih berada di bangku sekolah mungkin saja menemukan titik buntu. Hal ini dirasakan juga oleh Yudho. Setelah menempuh pendidikan lebih tinggi, wawasan menjadi kian luas. Keputusan berkuliah dinilainya tidak merugikan sama sekali, mengkonversi hasil tabungan menjadi ijazah kuliah pasti menguntungkan.
“Selagi bisa (berkuliah), kenapa tidak? Kalaupun harus swadaya, itu adalah investasi yang pasti untung. Akan tetapi, kuliah yang bagus itu adalah yang selesai,” ucap Yudho.
Penulis Tech Book
Selain menekuni dunia pendidikan, pemilik laman web rumahstudio.com ini juga aktif dalam menulis buku. Pengalaman kepenulisan ia dapatkan semasa aktif di komunitas ketika masih berada di Bandung. Selain menulis rubrik teknologi di majalah bulanan. Ia juga aktif sebagai kontributor di IKC (Ilmu Komputer Com)
“Dari situ saya mulai tertarik menulis. Ternyata menulis itu tidak sulit. Kunci pentingnya adalah banyak membaca dan dari membaca otomatis belajar dan mengupdate pengetahuan,” ujarnya.
Berbagai buku dengan genre komputer, multimedia, dan bisnis IT telah diterbitkan. Bersama rekan timnya, ia menulis buku seperti Pengantar IoT, Start-up & Technopreneur, Pemrograman Android, Panduan Laravel, Pintar PHP & MySQL, Mahir membuat Aplikasi VR (Virtual Reality), Memahami Virus dan Trojan, Berbisnis dengan Android dan masih banyak lagi. Penerbitan besar yang pernah menerbitkan bukunya seperti Elex Media Komputindo, Biptek Press, UNS Press, Khazanah Intelektual, dan penerbit nasional lainnya.
“Buku itu lebih menyentuh ke semua orang dan bisa membantu mereka,” ujar Yudho.
Berwirausaha di Solo
Sekembalinya di kota tercinta, kariernya berlanjut di sebuah software house dari pemilik industri Batik ternama di Solo. Banyak skill dan experience yang ia kembangkan di sana, salah satunya adalah berwirausaha teknologi atau _technopreneur.
Masa ini menjadi momentumnya mengetahui bagaimana sebuah bisnis perangkat lunak dapat dijalankan sebagai bisnis yang menyenangkan. Sehingga akhirnya menjadi founder sekaligus CEO sebuah startup IT di bidang Automatic Identification and Data Capture (AIDC) di Surakarta
Menyikapi Tantangan Zaman
Teknologi berkembang kian pesat dari masa ke masa. Munculnya Artificial Intelligence (AI) dan Data Science beserta teknologi pendukung lainnya menjadi keuntungan sekaligus tantangan. Bagi dosen yang juga pencinta kucing ini, manusia perlu melesat untuk meningkatkan kemampuan diri. Baik soft skill maupun hard skill, semua keterampilan perlu dikembangkan melebihi kemampuan teknologi itu sendiri dengan tetap berpegang pada ethic dan budaya.
“Semua dari kita pasti punya passion dan keunikan. Jika berhasil mengasah skill yang berhubungan dengan keduanya, maka akan lebih mudah memuluskan kita dalam meraih cita-cita,” pungkas Yudho.
Bagikan