UNS
Sabtu, 27 Desember 2025 14:29 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi

SUKOHARJO (Soloaja.co) – Masalah penumpukan sampah rumah tangga seringkali menjadi kendala di tingkat desa. Namun, bagi sepuluh mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), tumpukan sampah ini justru menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan pangan lokal di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Melalui program Hibah MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), tim mahasiswa UNS melakukan pendampingan intensif di Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari. Fokus utamanya adalah mengubah limbah dapur menjadi Pupuk Organik Cair (POC) untuk mengoptimalkan lahan warga.
Kegiatan ini dilatarbelakangi permasalahan limbah rumah tangga yang kerap diabaikan dan lahan KWT Lestari yang belum terkelola dengan baik.
Melihat permasalahan tersebut, sepuluh mahasiswa yang dibimbing oleh Dr. Wiwit Rahayu S.P., M.P., merancang program bertajuk "Penguatan Ketahanan Pangan melalui Optimalisasi Lahan dan Pupuk Organik Cair dari Sampah Organik Rumah Tangga di Desa Mancasan”.
"Kami melihat ada potensi yang bisa dimanfaatkan. Sampah organik dari dapur diolah menjadi POC, lalu digunakan kembali untuk memupuk tanaman pangan di lahan KWT. Ini adalah langkah kemandirian pangan yang berkelanjutan," ungkap Mukhlis Daffa perwakilan mahasiswa, Sabtu (27/12).
Mekanisme program ini dilakukan mulai dari edukasi pemilahan sampah organik, proses pengolahan limbah menjadi POC, hingga optimalisasi lahan tidur dengan pupuk organik cair pada tanaman sayur. Langkah ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan sistem pertanian mandiri yang ramah lingkungan di tingkat rumah tangga.
Kehadiran sepuluh mahasiswa Agribisnis UNS ini mendapat sambutan hangat dari warga, terutama anggota KWT Lestari. Ibu Suradi, selaku Ketua KWT Lestari, mengungkapkan rasa terima kasih dan kesannya terhadap inovasi yang dibawa oleh para mahasiswa.
"Kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa UNS. Dulu sampah rumah tangga hanya dibuang begitu saja, tapi sekarang kami diajari cara mengolahnya jadi pupuk cair. Hasilnya sangat terasa, lahan KWT kami jadi lebih subur tanpa harus terus-menerus beli pupuk kimia." ungkap Ibu Suradi.
Kini, lahan KWT Lestari yang sebelumnya belum optimal mulai ditanami berbagai komoditas pangan. Dengan aplikasi POC hasil karya sendiri, tanaman sayur-mayur tumbuh lebih sehat dan organik. Program ini tidak hanya menghijaukan desa, tetapi juga mempererat gotong royong antar anggota kelompok Wanita tani.
Sinergi antara akademisi dan masyarakat di Desa Mancasan ini membuktikan bahwa solusi untuk ketahanan pangan nasional bisa dimulai dari pengelolaan sampah di dapur sendiri.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 10 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) di bawah bimbingan Dr. Wiwit Rahayu S.P., M.P., sebagai bagian dari implementasi program Hibah MBKM yang berfokus pada pengabdian masyarakat.
Bagikan