Kata Google Buka, Museum Karaton Digembok, Wisatawan Kecewa

Kusumawati - Sabtu, 27 Desember 2025 11:18 WIB
Suasana Kamandungan Keraton Surakarta saat puncak musim libur Nataru (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) – Libur Natal dan Tahun Baru 2026 yang seharusnya menjadi momen emas kunjungan wisata, justru diwarnai kekecewaan di kompleks Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Museum Karaton Surakarta ditutup tanpa pemberitahuan resmi, membuat banyak wisatawan menelan pil pahit, meskipun informasi di mesin pencari Google menyebutkan museum beroperasi normal.

Kekecewaan ini dirasakan langsung oleh Liza Jihan, wisatawan dari Jakarta, yang jauh-jauh berkunjung ke Solo sebelum melanjutkan perjalanan ke Cepu.

"Saya sudah niat banget ke sini, mengecek di Google tertulis museum buka. Ternyata sampai di sini tutup. Jelas kecewa sekali, padahal ini kesempatan liburan," ujar Liza, ditemui awak media di depan Museum Karaton Surakarta, Sabtu (27/12).

Hal serupa dialami wisatawan dari Surabaya yang akhirnya memilih untuk berkeliling kompleks Keraton menggunakan jasa becak. "Daripada tidak jadi wisata, kami keliling naik becak saja. Untungnya tukang becaknya ramah dan banyak cerita tentang sejarah Karaton Solo, termasuk soal pergantian Raja," tutur wisatawan tersebut, yang merasa sedikit terobati rasa penasarannya.

Prihatin Pasca-Renovasi

Penutupan di tengah masa puncak wisata ini memicu keprihatinan dari kalangan internal Keraton. Salah satu tokoh Karaton, KPH Eddy Wirabhumi, menyampaikan kekecewaannya.

Eddy Wirabhumi mengingatkan bahwa Karaton baru saja menerima perhatian besar dan dana renovasi dari Kementerian Kebudayaan untuk perbaikan Museum dan Panggung Sanggabuwono. Renovasi ini dilakukan dengan harapan besar agar fasilitas dapat lebih dinikmati masyarakat dan wisatawan sejarah.

"Kami prihatin dengan kondisi ini. Setelah proses renovasi besar-besaran, dengan harapan Museum Karaton bisa lebih baik dan dinikmati wisatawan, justru ditutup di masa puncak kunjungan," jelas Eddy.

Polemik Internal Keraton Penyebab Kunci Museum

Eddy Wirabhumi menjelaskan lebih lanjut bahwa penutupan museum saat ini disebabkan oleh faktor internal. Sebelumnya, Museum Karaton dikelola oleh manajemen di bawah pimpinan KGPH Hangabehi (putra tertua PB XIII).

Namun, karena adanya polemik Karaton yang belakangan ini ditandai dengan penggantian gembok sejumlah tempat penting, termasuk Museum, saat ini Museum Karaton masih terkunci. Penggantian manajemen dan konflik internal Karaton dituding menjadi penyebab utama terhentinya operasional museum.

Penutupan museum di masa krusial ini dikhawatirkan merusak citra Karaton sebagai destinasi budaya dan sejarah utama di Solo Raya, apalagi setelah Keraton mendapat dukungan besar dari negara untuk pemugaran cagar budaya.

Wisatawan berharap, pihak pengelola Karaton Surakarta dapat segera menyelesaikan masalah internal dan memberikan kejelasan mengenai jadwal operasional Museum, serta memastikan informasi di platform daring sudah akurat, sehingga tidak mengecewakan pengunjung yang datang dari luar kota.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS