Longsor Banjarnegara: Dua Warga Meninggal, 823 Jiwa Mengungsi

Senin, 17 November 2025 19:28 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001041841.jpg
Gubernur Lutfi cek longsor Banjarnegara (Humas Jateng)

BANJARNEGARA (Soloaja.co) – Bencana tanah longsor skala besar kembali melanda Kabupaten Banjarnegara. Tebing tinggi di kawasan hutan pinus Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, runtuh setelah diguyur hujan deras selama hampir tiga jam pada Minggu (16/11/2025).

Longsor dengan diameter sekitar 100 x 100 meter meluncur deras dan menghantam permukiman warga dari RT 1 hingga RT 4 RW 03, menyebabkan rumah-rumah warga luluh lantak tertimbun material tanah, batu, dan kayu.

Korban Jiwa dan Pencarian Berlanjut

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, hingga Senin (17/11) pukul 08.37 WIB, dua warga dilaporkan meninggal dunia—satu di RSUD Banjarnegara, dan satu lagi ditemukan meninggal dekat lokasi longsor.

Saat ini, fokus utama tim SAR gabungan adalah evakuasi dan pencarian, terutama terhadap puluhan warga yang dilaporkan masih terjebak dan diduga berada di kawasan hutan berdasarkan laporan keluarga. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebutkan sekitar 26 orang masih terkonfirmasi belum ditemukan.

“Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih [terjebak] di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” tegas Luthfi.

Sebanyak 823 jiwa telah mengungsi ke pos pengungsian yang didirikan di halaman Kantor Kecamatan Pandanarum.

Respons Cepat dan Bantuan Logistik

BPBD Jateng dan Kabupaten Banjarnegara, relawan, TNI-Polri, dan Forkopimcam bergerak cepat mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, dan layanan kesehatan darurat.

Luthfi memastikan penanganan dilakukan secara terpadu dan telah diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB. “Hari ini kami bergerak [pencarian] by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.

Sejumlah kebutuhan mendesak mulai disalurkan, termasuk logistik permakanan, selimut dan matras, higien kit, family kit, air mineral, hingga perangkat ATK untuk menunjang operasional posko.

Total bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta, meliputi:
* Logistik dari Dinsos (APBN) senilai Rp239,35 juta.
* Beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan (Rp27 juta).
* Obat-obatan dari Dinas Kesehatan (Rp11,91 juta).
* Dukungan BUMD (Bank Jateng 3 ton beras, BPR BKK Mandiraja).

Gubernur juga menyebut bantuan dari provinsi disiapkan mencapai lebih dari Rp700 juta dan secara spesifik mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah.

Jawa Tengah Minimarket Bencana, Warga Diimbau Waspada

Lokasi tebing di lokasi masih labil, dan curah hujan yang masih berlangsung berpotensi memicu longsor susulan, membuat wilayah sekitar berada dalam status kewaspadaan tinggi.
Ahmad Luthfi mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat banyaknya wilayah rawan longsor.

“Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi: Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” katanya.

Pemprov akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi bencana jangka menengah dan panjang.