LAPAAN RI Tolak Suntikan Dana Danantara untuk Sritex, Uang Rakyat Bukan Untuk Bisnis Swasta

Senin, 07 April 2025 18:25 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000285520.jpg
Dr BRM Kusumo Putro Ketua LSM LAPAAN RI (soloaja.co)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Penolakan terhadap wacana penyelamatan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menggunakan dana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) semakin menguat. Lembaga Penyelamat Aset dan Anggaran Negara (Lapaan) RI Jawa Tengah serta Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sukoharjo menyatakan sikap tegas menolak usulan tersebut.

Ketua Lapaan RI Jateng Dr BRM Kusumo Putro menilai, Danantara bukan instrumen penyelamat perusahaan swasta yang kolaps. “Uang Danantara dikumpulkan dari 14 emiten BUMN. Itu uang negara, bukan untuk disalurkan ke entitas swasta seperti Sritex. Apakah Sritex itu aset pemerintah? Bukan,” tegas Kusumo, Senin 7 April 2025.

Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus kepada nasib eks karyawan yang hingga kini belum seluruhnya menerima hak mereka. Ia juga meminta adanya investigasi terhadap penyebab Sritex gagal bayar hingga dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.

“Negara tidak boleh pilih kasih. Banyak perusahaan tekstil lain yang juga kesulitan. Kenapa hanya Sritex yang diprioritaskan?” tandas Kusumo.

Sementara itu, Ketua Peradi Sukoharjo, Dr Song Sip turut menegaskan bahwa Danantara tidak boleh digunakan untuk menyelamatkan perusahaan swasta yang bukan BUMN. Ia menyebut bahwa prioritas utama adalah pemberian hak-hak karyawan.

“Pesangon buruh adalah hak yang harus diutamakan sesuai aturan hukum. Dalam praktiknya, buruh adalah kreditur preferen. Itu harus dikawal,” ujar Song.

Ia juga mengungkap bahwa pihaknya siap membuka posko pengaduan hukum bagi para karyawan yang merasa belum mendapatkan haknya secara adil.

Sebelumnya, usulan penggunaan dana Danantara muncul saat audiensi Serikat Pekerja Sritex Group dengan Komisi IX DPR RI, 4 Maret lalu. Anggota Komisi IX Zainul Munasichin menyebut negara perlu hadir menyelamatkan industri sandang melalui berbagai opsi, termasuk Danantara.

Namun, Kusumo memperingatkan bahwa jika Danantara gagal menghidupkan kembali Sritex, maka tidak ada mekanisme yang jelas untuk meminta pertanggungjawaban. “Ini uang negara, harus ada akuntabilitas. Bukan untuk percobaan,” tegasnya.