Komunitas Ojol Yogya-Jateng Tolak Merger Grab-GoTo, Minta Presiden Prabowo Intervensi

Minggu, 11 Mei 2025 15:14 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000391999.jpg
ilustrasi Grab GoTo (soloaja.co)

YOGYAKARTA (Soloaja.co) - Rencana merger antara dua raksasa layanan transportasi daring, Grab dan GoTo, menuai penolakan dari komunitas pengemudi online di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka khawatir, akuisisi ini akan berdampak buruk pada nasib para mitra pengemudi dan kepentingan nasional.

Wuri Ramawati, koordinator komunitas pengemudi online Yogya-Jateng, bahkan meminta Presiden RI Prabowo Subianto turun tangan untuk mengintervensi rencana merger yang dinilai mengancam kesejahteraan mitra pengemudi dan kedaulatan ekonomi bangsa.

"Kami mohon kepada Bapak Presiden dan para pemangku kebijakan untuk mengintervensi rencana akuisisi tersebut, dengan mempertimbangkan aset-aset bangsa Indonesia. Kami yakin, para pengambil kebijakan akan menggunakan hati nurani untuk mendengar keluhan kami," ujar Wuri, Sabtu (10/5).

Menurut Wuri, jika merger benar-benar terjadi, akan muncul efisiensi usaha yang bisa berujung pada pemutusan kemitraan secara sepihak serta diterapkannya kebijakan-kebijakan baru yang merugikan mitra pengemudi.

Ia juga menyoroti potensi dampak ekonomi jangka panjang. Menurutnya, jika GoTo—yang dianggap sebagai perusahaan asli Indonesia—diakuisisi oleh Grab, yang berbasis di luar negeri, maka potensi pendapatan negara dari sektor ini akan berkurang.
"Saham-saham yang seharusnya menjadi milik bangsa Indonesia bisa saja berpindah ke tangan asing. Ini berbahaya bagi ketahanan ekonomi nasional," tambahnya.

Penolakan juga datang dari Koalisi Ojol Nasional (KON). Ketua KON Andi Kristiyanto menegaskan bahwa merger ini dapat memicu ledakan pengangguran, terutama di kalangan pengemudi online.

"Pemerintah harus hadir sebagai regulator dan pengawas. Jangan sampai merger ini menyebabkan ribuan driver kehilangan mata pencaharian. Selain itu, kesejahteraan dan pendapatan mitra pengemudi juga akan terancam," ujar Andi pada Jumat (9/5).

Wacana penggabungan Grab-GoTo mencuat setelah beredar kabar bahwa Grab tengah menyiapkan dana sebesar Rp33 triliun untuk mengakuisisi GoTo. Jika terwujud, merger ini akan menciptakan dominasi pasar transportasi dan layanan digital di Indonesia yang sangat besar.