ISI Surakarta
Sabtu, 15 November 2025 09:56 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi

SOLO (Soloaja.com) – Siswa-siswi SD Muhammadiyah I Ketelan, Surakarta, mendapatkan pengalaman belajar yang unik dan menarik melalui Kelas Inspirasi yang diadakan pada Jumat, 14 November 2025.
Kegiatan kreatif kali ini tidak hanya menyajikan penayangan wayang animasi, tetapi juga sesi langsung yang mengajak puluhan siswa untuk memainkan dan mengenal wayang kulit di ruang kelas 6C.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan PISN (Program Inovatif Seni Nusantara) Kemendiktisaintek 2025 dari ISI Surakarta, yang mengangkat tema "Optimalisasi Seni Tradisi Wayang Kulit Melalui Pertunjukkan Kolaborasi Animasi dan Media Promosi Berbasis Multimedia."
Kolaborasi Seni Tradisi dan Teknologi
Kelas Inspirasi ini menghadirkan dua pemateri utama yang sukses mengawinkan warisan budaya dengan media modern.
* Basnendar Herry Prilosadoso memberikan wawasan mengenai kolaborasi wayang dan animasi, menjelaskan bagaimana karakter wayang dapat diimplementasikan menjadi karya animasi. Sesi ini diperkuat dengan penayangan video animasi potongan cerita Babad Alas Wanamarta.
* Tri Haryoko dari Sanggar Omah Wayang Mas Kamto, memulai sesi dengan mengajak siswa menyanyikan tembang dolanan anak seperti Menthog-Menthog dan Cublak-Cublak Suweng. Tri Haryoko kemudian memukau siswa dengan menampilkan tokoh Punakawan untuk menjelaskan unsur-unsur dasar dalam wayang, seperti gapit (pegangan), tudhing (tangan penuding), dan ornamen tatah sungging.
Antusiasme Siswa Menyentuh Wayang Kulit
Momen paling seru dan menantang terjadi saat semua siswa dibagikan wayang kulit agar mereka dapat memegang dan memperagakannya. Aktivitas ini menjadi pengalaman langka yang jarang didapat oleh anak-anak sekolah dasar.
Baskarabumi Haidar Alif Jadaa, salah satu siswa, terlihat sangat antusias mencoba menggerakkan tangan dari karakter Punakawan, Gareng. “Asyik juga bisa memainkan wayang,” ujarnya polos.
Keseruan kelas inspirasi ditutup dengan sesi kuis meriah seputar unsur dan nama tokoh wayang.
Guru wali kelas 6C, Imam Prayitno, mengungkapkan bahwa para siswa sangat tertarik dengan cerita wayang.
"Mereka mendengarkan dengan saksama sambil melihat video animasi wayang yang diproyeksikan di layar monitor. Kelas inspirasi ini tidak hanya membuat siswa lebih mengenal budaya wayang, tetapi juga meningkatkan kreativitas untuk sekarang maupun masa yang akan datang," kata Imam.
Di sisi lain, perwakilan orang tua, Aulia Henny S, menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai Kelas Inspirasi dapat membantu siswa memperkaya literasi budaya dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Lewat kegiatan ini juga menanamkan rasa hormat terhadap warisan leluhur,” ujar Aulia, orang tua dari siswa Arsenio Jabriel P.
Melalui kegiatan ini, ISI Surakarta bersama SD Muhammadiyah I Ketelan berhasil membuktikan bahwa seni tradisi wayang kulit tetap relevan dan menarik bagi generasi muda melalui sentuhan kolaborasi media modern.
Bagikan