TBC
Selasa, 26 Agustus 2025 18:09 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
JAKARTA (Soloaja.co) - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Tercatat, dua orang meninggal akibat TBC setiap lima menit.
Guna mempercepat eliminasi, pemerintah pusat menginstruksikan delapan provinsi dengan angka TBC tertinggi untuk segera mengaktifkan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) dan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD).
Dari delapan provinsi yang diinstruksikan, Jawa Tengah menjadi salah satu yang paling siap, bersama dengan DKI Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, usai menghadiri Forum 8 Gubernur di Kemendagri, Jakarta, Selasa (26/8).
"Jawa Tengah yang terbaik karena Pemprov Jateng sudah membentuk TP2TB, rencana aksi daerahnya juga sudah kita susun. Di 35 kabupaten/kota sudah ter-SK semua, RAD tinggal satu, yaitu Kabupaten Klaten. Nanti saya akan segera lapor ke Gubernur," kata Taj Yasin.
Dukungan Regulasi dan Anggaran Meningkat Signifikan
Taj Yasin menjelaskan, komitmen Pemprov Jateng dalam mengejar target penemuan dan pengobatan TBC selaras dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Komitmen ini diwujudkan melalui penerbitan Pergub No. 27 Tahun 2024 dan Keputusan Gubernur No. 440/37 Tahun 2024 yang ditindaklanjuti di seluruh kabupaten/kota.
Selain itu, dukungan anggaran program TBC juga meningkat drastis. Dari Rp189,99 juta pada 2023, melonjak menjadi Rp3,16 miliar pada 2024, dan dialokasikan Rp1 miliar pada 2025. Peningkatan anggaran ini menunjukkan keseriusan Pemprov dalam memberantas TBC, yang juga menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk masuk ke Jawa Tengah.
Capaian dan Tantangan Penemuan Kasus
Meski secara umum kondisi TBC di Jawa Tengah membaik, tantangan utama saat ini adalah penemuan kasus. Hingga 25 Agustus 2025, capaian penemuan kasus baru mencapai 50% dari target bulanan, dengan total 53.480 kasus dari target tahunan 107.488 kasus.
Taj Yasin optimistis target ini bisa dicapai. Ia akan memanfaatkan program Speling yang diintegrasikan dengan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat sebagai corong screening TBC hingga ke tingkat desa.
"Speling efektif untuk screening TBC. Kita tahu Jawa Tengah punya pengalaman terbaik penanganan Covid, saya rasa ini lebih bisa lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi keseriusan Jawa Tengah dalam penanganan TBC. Mereka mengingatkan bahwa TBC adalah pembunuh kedua terbanyak di dunia setelah India dan menewaskan lebih banyak orang daripada COVID-19.
"Penanganan TBC sama dengan COVID-19, pertama kita screening dulu setelah itu diobati dan obatnya sudah ada," kata Budi Gunadi.
Bagikan