Gubernur Luthfi Wajibkan Destinasi Wisata Jateng Aman Nyaman

Selasa, 23 Desember 2025 19:26 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001176007.jpg
Gubernur Jateng pantau arus mudik liburan akhir tahun di Pospam Nataru Semarang (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) — Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memerintahkan seluruh pengelola destinasi wisata dan kepala daerah di provinsi tersebut untuk memastikan kesiapan sistem keamanan dan mitigasi bencana alam secara maksimal selama masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). 

Langkah ini ditekankan sebagai prioritas utama demi menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang berlibur. Hal tersebut disampaikan Gubernur saat meninjau Rest Area KM 429 Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (23/12/2025).

“Terkait tempat wisata, saya sudah koordinasi dengan Polres dan Kodim di masing-masing kabupaten/kota, termasuk Basarnas. Kita sudah menyiapkan langkah antisipasi, terutama untuk destinasi yang memiliki potensi risiko seperti wisata air, gunung, dan lainnya, agar aspek keamanannya maksimal,” kata Ahmad Luthfi.

SOP Ketat dan Kesiapan Tim SAR di Lokasi Wisata

Gubernur Luthfi menegaskan bahwa seluruh destinasi wisata di Jawa Tengah wajib menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara ketat, termasuk menyiagakan tim search and rescue (SAR) yang lengkap di lokasi.

Untuk wisata air, misalnya, harus tersedia pelampung dan sarana penyelamatan yang memadai. Sementara untuk wisata gunung, diperlukan pengaturan jalur pendakian yang baik untuk mencegah penumpukan pengunjung. Tujuannya adalah memastikan proses evakuasi dapat dilakukan dengan cepat jika terjadi insiden.

“Security barrier harus disiapkan. Harus ada kerja tim yang solid, unit penanganan kecil yang lengkap di setiap tempat wisata, sehingga jika terjadi sesuatu bisa segera ditangani dan tidak menimbulkan keluhan masyarakat,” ujarnya.

Tingkatkan Mitigasi Bencana di Daerah Rawan

Selain aspek keamanan wisata, Ahmad Luthfi juga meminta seluruh bupati dan wali kota di Jawa Tengah untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana di wilayah masing-masing. Perhatian khusus diminta pada daerah rawan banjir, tanah longsor, dan rob (banjir pasang air laut) seiring dengan meningkatnya intensitas hujan pada akhir tahun.

“Ini menjadi atensi bersama. Ramalan cuaca dari BMKG harus benar-benar dicermati agar peran Tagana di setiap kabupaten/kota bisa dimaksimalkan. Jika terjadi bencana, penanganan harus cepat dan tidak berlarut-larut,” tegasnya.

Gubernur menekankan bahwa keselamatan warga dan wisatawan adalah prioritas utama dalam setiap aktivitas pemerintahan, terutama pada periode mobilitas tinggi seperti libur Nataru.