FBM Kawal Eskavasi Situs Candi Watu Genuk Boyolali oleh BPCB

Sabtu, 06 November 2021 20:08 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG-20211103-WA0037.jpg
Situs Watu Genuk Boyolali

BOYOLALI (Soloaja.co) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah melakukan eskavasi atau penggalian penelitian di situs Watu Genuk, yang diperkirakan dari abad 9-10 Masehi.

Eskavasi kedua ini dilakukan pada 4-10 Nopember 2021, program lanjutan pada eskavasi tahun 2016.

Situs Watu Genuk berada di Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

Winarto, Pamong budaya ahli muda BPCB Provinsi Jawa Tengah, di sela-sela penggalian mengatakan tim BPCB Jateng telah menemukan struktur susunan batu dan batu-batu lepas. Batu-batu tersebut bisa batu candi maupun pagar.

"Penggalian ini merupakan tahap dua. Saat itu tim menemukan candi induknya, struktur denah candi dan susunan struktur. Kemudian di tahun kita mencari lagi susunan struktur yang dulu ditemukan di 2016. Apakah itu berupa candi perwara, ataupun struktur pagar atau apapun itu, nanti kita cek pada penelitian tahap dua ini," papar Winarto.

Karena sifatnya penggalian penelitian, tim hanya menggali di beberapa tempat saja. Tidak melakukan pengupasan tanah secara menyeluruh di lahan yang sangat rindang dengan berbagai pepohonan itu.

"Kita sampel saja, tidak semuanya digali karena ini sifatnya penggalian penelitian. Bukan pengupasan tanah istilahnya, bukan penataan lingkungan," katanya.

Hasil penggalian penelitian tahap dua ini, nantinya akan disambungkan dengan hasil penggalian tahap pertama.

Lokasi situs Watu Genuk ini berada di tengah areal lahan pertanian warga. Dari jalan desa sekitar 100 meter. Lahan situs itu posisinya juga lebih tinggi dari tanah-tanah ladang di sekelilingnya.

Di situs ini, sudah terlihat ada Yoni yang di kelilingi struktur candi. Diperkirakan sebagai candi induk. Beberapa meter di sebelah barat candi induk itu, juga terdapat patung nandi. Di beberapa tempat juga terdapat tumpukan bebatuan lepas yang diperkirakan bagian dari situs tersebut.

"Dulu ada candi disini, mungkin ada pagar di sisi baratnya, kemudian juga ada talud-taludnya yang disekeliling sini. Kalau talud sekarang sudah kelihatan, karena memang ini ada peninggian halaman dibandingkan tanah sekitar. Ya mungkin dulu suatu tempat yang pemujaan atau disakralkan dibandingkan dengan tanah sekelilingnya," ucapnya.

Dr. BRM. Kusuma Putra, S.H, M.H, selaku Ketua Forum Budaya Mataram (FBM) dan Dewan Penyelamat Pemerhati Seni Budaya Indonesia (DPPSBI)  mengapresiasi kinerja BPCB atas Situs Watu Genuk.

"Sejak tahun 2017 kami kawal proses eskavasi Situs Watu Genuk ini, kami berharap Pemda Boyolali juga serius mengawal dan pro aktif dalam melakukan upaya penyelamatan benda cagar budaya. Tak terkecuali menjaga kearifan kawasan di sekitar situs watu genuk. Baik dampak sosial ataupun upaya pelestarianya, agar semuanya dapat sejalan seirama." Ungkap BRM Kusumo.

Sehingga, bisa menjadikan situs watu genuk destinasi wisata yang bermanfaat tidak hanya bagi kepentingan sejarah dan pendidikan, tetapi juga pariwisata yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Nilai sejarah dan peninggalan benda cagar budaya akan sangat lebih berarti jika mampu memberikan dampak kemaslahatan, baik untuk ilmu pendidikan ataupun ekonomi sosial masyarakat,” imbuh Ketua FBM.

Dua faktor tersebut kata Kusuma, tidak hanya akan membuat masyarakat aktif berperan melestarikan situs cagar budaya, tetapi juga bangga terhadap peninggalan sejarah yang dimilikinya.