Bupati Sukoharjo
Selasa, 19 Juli 2022 21:55 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Komunitas Stand Up Paddle Board Indonesia dan Yayasan Putra Nusantara, menggelar Misi Ekspedisi Bengawan Solo (MEBS) 2022. Sebuah upaya mengembalikan sungai Bengawan Solo sebagai sumber air bersih dan bebas pencemaran.
Ekspedisi ini berlangsung selama satu bulan dari 14 Juli hingga 14 Agustus 2022. Menempuh jarak sejauh 462 kilometer, melintasi 491 desa yang berada di 12 kabupaten di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Start dari pintu air Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah dan akan berakhir di Desa Bedanten, Gresik, Jawa Timur.
Misi ekspedisi ini mengusung konsep river side ecologycal society guna menggalang partisipasi masyarakat yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, dari kawasan hulu hingga ke hilir.
Penanggung Jawab Misi Aksi dan Mitigasi Ekspedisi Bengawan Solo, Topan Ardi, sebut sungai ini kini sudah menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah industrial. Material kimia tersebut juga meracuni ekosistem yang ada di Bengawan Solo.
"Kepedulian terhadap Bengawan Solo ini bukan hanya tanggung jawab dari satu atau dua kota maupun kabupaten saja, tetapi menjadi tanggung jawab dari masyarakat di seluruh wilayah yang dilalui oleh aliran Bengawan Solo," tegas Tofan.
Misi Aksi dan Mitigasi Ekspedisi Bengawan Solo, ini selain mengajak untuk mengenang kejayaan Bengawan Solo sebagai bagian dari pusat peradaban Tanah Jawa, melalui sisi historis, ekspedisi ini juga bertujuan untuk menyajikan data mengenai kondisi terkini Bengawan Solo dan memetakan strategi konservasi, yang selaras dengan poin-poin dalam Sustainable Development Goals.
Bengawan Solo yang awalnya sebagai penyedia air bersih, sarana transportasi, lahan mata pencaharian, sumber irigasi bagi tambak dan pertanian.
"Hampir seluruh wilayah yang dilalui aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah lumbung pangan nasional, termasuk pula beberapa daerah di Jawa Timur seperti Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. Kini kondisi berbeda, saat kemarau daerah tersebut mengalami kekeringan dan dilanda banjir bila musim penghujan tiba," ungkap Topan, Selasa 19 Juli 2022.
Penanggung Jawab Misi Penjelajahan, Ermiko Effendi, menjelaskan, sungai sebagai urat nadi bumi dalam bentuk air yang bukan hanya menjadi kebutuhan bagi manusia, namun juga bagi seluruh makhluk yang ada.
"Misi ekspedisi ini mengusung tiga tajuk besar, yakni ekologi atau lingkungan berkelanjutan, sosial budaya dan ekonomi," tuturnya.
Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini juga didukung oleh sejumlah organisasi maupun komunitas peduli lingkungan dari beragam latar belakang, seperti Oi Crisis Center, FAJI Kota Surakarta, RG Plus, TRKR, Saya Pejalan Bijak, Komunitas Pecinta Alam Bebas (Kopi Alas) U40 Indonesia, Wana Rescue Indonesia, Barmah Hats Indonesia, Aliansi Air, Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Timur, Youth Society, dan masih banyak lagi.
Dalam Misi Ekspedisi Bengawan Solo juga dilakukan riset data lingkungan yang bekerjasama dengan sejumlah kalangan akademisi, di antaranya yaitu dari UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Gresik dan Universitas Islam Lamongan.
"Akademisi membantu dari sisi rekam data dan maping atau pemetaan. Adapun hasil akhirnya nanti akan dijadikan sebuah rekomendasi. Tidak hanya rekomendasi soal ekologi, namun juga termasuk sosial budaya dan sejarah serta potensi ekonomi yang dapat diciptakan nantinya, salah satunya adalah spot tourism.
"Rekomendasi tersebut, nantinya akan disampaikan kepada setiap Kepala Daerah di 12 kabupaten atau kota yang telah dilewati misi ekspedisi ini. Harapannya, dari rekomendasi tersebut kita akan memperoleh potret terkini kondisi Bengawan Solo mulai dari hulu sampai hilir, untuk selanjutnya bisa diambil langkah bersama untuk upaya pemuliaan Bengawan Solo ini," tutupnya
Bagikan
Bengawan Solo
2 tahun yang lalu