BI Solo dan Pemkab Sukoharjo Panen Raya Klaster Padi Modern Farming

Jumat, 11 Juni 2021 13:04 WIB

Penulis:Kusumawati

IMG-20210611-WA0014.jpg
BI solo Panen padi klaster modern farming di Sukoharjo (foto:soloaja.co) undefined

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Solo KpwBI Solo menyerahkan bantuan berupa dua sumur dalam untuk desa Tangkisan dan desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Kepala KpwBI Solo Nugrogo Joko Prastowo pada Bupati Sukoharjo Etik Suryani disaksikan Forkompimda dan sejumlah petani Sukoharjo, di pesawahan desa Tangkisan, Sukoharjo, Jumat 11 Juni 2021.

“Bank Indonesia bersama Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo bersinergi melakukanpen dampingan Klaster Padi Modern Farming sejak tahun 2017. KPw BI Solo mendukung upaya peningkatan frekuensi tanam di Klaster Padi Modern Farming agar dapat menjadi 3 kali setahun. Hasilnya cukup memuaskan. Kali ini melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memberikan bantuan sumur dalan sebagai antisipasi saat kekeringan tiba,” ungkap Nugroho Joko Prastowo, saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan panen raya padi di Klaster Padi Modern Farming, dengan menggunakan mesin combine harvester. Panen raya dilakukan di tengah masa pandemi Covid-19 sebagai bentuk dukungan kepada para pahlawan pangan, petani padi, agar terus dapat produktif dan berkarya tidak terkalahkan oleh pandemi.

Diketahui Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten penghasil padi dengan produktivitas paling tinggi di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2020 Sukoharjo memproduksi 339.453,059 ton dengan luas lahan 49.061 Ha.

“Penerapan teknologi dengan system pertanian modern yang mulai digalakkan di Sukoharjo sejak tahun 2016 terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi sekaligus menurunkan biaya produksi. Dengan system ini terjadi peningkatan produktivitas sampai dengan 15%, peningkatan efisiensi biaya produksi sampai 10%, dan peningkatan kualitas dan harga gabah. Selain itu, modern farming mendorong minat generasi muda untuk terjun kedunia pertanian, khususnya petani padi.”imbuh Nugroho.

BI Solo juga memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah, pengembangan demplot, kerjasama dengan Komunitas Bunkaination Malang. Demplot dilaksanakan di 6 (enam) Desa yang menjadi area keanggotaan KlasterPadi Modern Farming – Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Kepodang Topo, yaitu desa Keteguhan, desa Pojok, desa Dalangan, desa Tangkisan, desa Majasto dan desa Ponowaren.

Meski terbilang sukses, kendala yang masih dihadapi oleh petani di Klaster Padi Modern Farming Sukoharjo adalah optimalisasi frekuensi tanam yang belum bias mencapai 3 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan karena setiap bulan Oktober saluran irigasi dari Waduk Gajah Mungkur dijadwalkan perbaikan (maintenance) rutin. Selain itu, serangan hama tikus dan wereng masih terus dihadapi yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan ekosistem.

“Bantuan sumur ini menjadi percontohan pola tanam yang lebih teratur dan mendukung peningkatan produksi padi tahunan.” Tandasnya.

Diketahui selama pendampingan, Bank Indonesia Solo juga memfasilitasi sarana prasarana budidaya seperti sarana irigasi, kesekretariatan, sarana ruang pertemuan dan sarana transportasi berupa truk pengangkut mesin combine harvester dan peralatan lainnya. Peralatan ini menunjang pelaksanaan pertanian modern yang memberikan manfaat lebih bagi petani. Klaster pertanian modern merupakan model pemberdayaan kelompok dengan rekayasa sosial, ekonomi, teknologi, dan rekayasa nilai tambah. Tujuan akhirnya ialah kesejahteraan petani yang semakin meningkat dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani menyambut positif bantuan yang diberikan KpwBI Solo untuk petani Sukoharjo. Terlebih konsep modern farming tebukti mampu meningkatkan produktifitas padi.

“Sumur dalam ini diharapkan mampu mengairi lahan pertanian 15-20 hektar, hingga petani tidak kuatir soal pengairan sawah.