Senin, 25 September 2023 20:17 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SRAGEN (Soloaja.co) - Warga desa Sidoharjo Sragen, diduga kena tipu investasi bodong yang nilainya mencapai miliaran. Dengan berdalih usaha konveksi, para korban menyetor sejumlah dana pada N, warga Sidoharjo, seorang guru SD.
Investasi tersebut berkedok usaha konveksi. Pelaku mengaku dapat orderan mukena, sajadah dan lainnya jadi butuh modal dan akan segera dikembalikan beserta bunga atau keuntungan. Sedikitnya ada lima korban yang ikut investasi dengan nilai sebesar Rp 2,7 miliar.
Salah satu korban Sdy, warga dukuh Nglebak, Desa Sidoharjo menyampaikan pertama kali memberikan modal Rp 200 juta pada Januari 2023 ini. Pada investasi pertama tersebut, berjalan lancar dan Februari dikembalikan. Lantas Kembali meminta modal Rp 200 juta. Kemudian pada saat Ramadan lalu juga meminta tambahan modal Rp 300 juta. Menjanjikan paling lambat 10 hari sudah ada keuntungan.
"Saat ini uang yang belum kembali mencapai Rp 550 juta, ketika diminta hanya dijanjikan saja,” ujar Sdy.
Demikian juga Pwt, sudah mulai kerjasama pada November 2022. Dia menyampaikan punya hubungan baik dengan Ibu terduga pelaku investasi bodong N. Pihaknya dijanjikan bagi hasil untuk usaha konveksi yang dijalankan.
”Setelah ketemu Ibunya, saya Tranfer, saya nggak mikir yang nggak-nggak, pertama tranfer Rp 30 juta. Selang berapa hari dikembalikan sekalian feenya. Terus yang kedua 5 Desember, ditawari order lagi saya kirim Rp 40 juta,” ujarnya.
Namun transfernya berkelanjutan dengan alasan banyak order. Seperti Mukena, sajadah dan sebagainya sampai total Rp 150 juta. Dari nilai tersebut baru dikembalikan Rp 10 juta. Kemudian dia menagih setoran fee. Dia kemudian diberi Rp 10 juta dari suami N, didalamnya termasuk utang dan uang arisan.
Lantas saat mulai macet, dia mulai merasa janggal. Pwt mengaku tidak mengetahui perangkat usaha yang disebutkan. Seperti pabrik usaha konveksi, gudang dan sebagainya.
”Kadang dikirimi foto, saya juga percaya saja, nggak ada kepikiran niat jelek,” terangnya.
Korban lainnya Spa menyampaikan dirinya sempat diyakinkan terduga N. Pertama kali kerjasama berjalan lancar. Lantas dia ikut investasi lagi sampai Mei 2023. Pihaknya menyetor secara bertahap hingga Rp 410 juta. Namun sampai saat ini tidak kembali. ”Kita sempat minta tolong ke bu Lurah, habis lebaran, juga ada saksi dari kepolisian,” tandasnya.
Sementara Kades Sidoharjo, Titik Saptawati mengaku terkejut dengan nilai investasi yang besar tersebut. Pihaknya sejauh ini hanya mengetahui ada 4 orang warga Desa Sidoharjo dan 1 Orang warga Singopadu yang mengadu. Tapi tidak memungkiri ada warga luar daerah yang juga setor modal ke N. ”Saya juga kaget Nggak laporan resmi ke saya, saya sarankan ke kepolisian,” terangnya.
Pihaknya menyampaikan tidak ada perangkat usaha milik N di wilayah Sidoharjo. Termasuk juga tidak ada ijin apapun perihal usaha yang dijalankan. ”Di Sidoharjo nggak ada gudang dan semacamnya, kalau besar semestinya ada ijin untuk gudang, konveksi dan semacamnya, ini tidak ada,” terangnya.
Menurut Titik, N sendiri bekerja sebagai salah satu Guru Wiyata Bhakti (WB) di Salah satu SD. Selain itu di rumahnya juga membangun kolam renang. Namun terpantau mangkrak. Pihaknya juga sudah bertemu dengan N, lantas pengakuan N alasannya juga ditipu orang.
Terpisah, Kapolsek Sidoharjo, AKP Harno saat dihubungi menyampaikan laporan tersebut ditangani Polres Sragen. Lantaran meski banyak yang dirugikan warga sidoharjo, namun transaksi perbankan banyak diluar wilayah Sidoharjo.
Bagikan