UMS Dorong Ekonomi Sirkular Desa Mulur: Botol Plastik Bekas Disulap Jadi Filamen 3D Bernilai Tinggi

Kusumawati - Minggu, 21 Desember 2025 16:06 WIB
UMS Dorong Ekonomi Sirkular Desa Mulur Lewat Inovasi 3D Printing Sampah Plastik (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menutup rangkaian kegiatannya dengan menyerahkan seperangkat alat inovasi pengolah sampah plastik kepada mitra di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, pada Jumat (19/12).

Penyerahan ini menandai komitmen UMS dalam mendorong pengelolaan sampah berbasis teknologi canggih dan ekonomi sirkular di tingkat desa.

Kegiatan PkM ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Tahun Anggaran 2025. Nilai total alat inovasi yang diserahkan kepada desa mencapai Rp18 juta.

Tim PkM yang diketuai oleh Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si ini dilatarbelakangi oleh tantangan serius sampah botol plastik (PET) di pedesaan, terutama Desa Mulur yang tengah dikembangkan menjadi destinasi wisata berkelanjutan.

"Desa Mulur sendiri telah aktif mengelola sampah melalui Bank Sampah Induk Sugeng Abadi sejak 2020. Namun, pengelolaan yang dilakukan masih terbatas pada pengumpulan dan pemilahan, belum menyentuh inovasi pengolahan lanjutan," ungkap Prof. Kuswaji, Minggu (21/12).

Menerapkan Teknologi 3D Printing untuk Pemberdayaan Pemuda

Sebagai solusi, tim UMS menerapkan teknologi 3D printing untuk mengolah botol plastik bekas menjadi produk bernilai ekonomi. Selain itu, program ini bertujuan meningkatkan keterlibatan pemuda desa dalam pengelolaan lingkungan.

Pelaksanaan kegiatan PkM mencakup pelatihan dan demonstrasi penggunaan alat canggih, seperti mesin pencacah sampah plastik, filament cutter, filament maker, hingga printer 3 dimensi. Peserta juga mendapatkan pendampingan dalam desain dan produksi suvenir wisata berbasis daur ulang.

Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan teknis dan kesadaran lingkungan peserta. Sebanyak 85 persen peserta dinyatakan mampu mengoperasikan peralatan secara mandiri dan sukses menghasilkan berbagai produk kreatif, seperti gantungan kunci, miniatur, dan aksesori wisata.

Nilai Ekonomi Botol Plastik Naik 25 Kali Lipat
Inovasi ini terbukti memberikan nilai tambah ekonomi yang sangat tinggi. Prof. Kuswaji menjelaskan, 1 kilogram botol plastik bekas yang semula hanya bernilai sekitar Rp6.000, kini dapat diolah menjadi filamen 3D dengan nilai jual mencapai kurang lebih Rp150.000.

Dampak positif program ini meliputi pemberdayaan pemuda desa, penguatan ekonomi sirkular, dan mendukung konsep Zero Waste Tourism di kawasan Kampung Proklim Pojok Asri. Seluruh perangkat teknologi tersebut kini diserahkan kepada mitra BUMDes Sugeng Abadi Mulur.

Kepala Desa Mulur, Sugeng Riyadi, S.H., menyampaikan apresiasi atas pendampingan yang diberikan UMS. Menurutnya, kehadiran seperangkat alat inovasi ini akan membuka ruang kreativitas baru bagi generasi muda desa.

“Dengan diterimanya mesin pencacah sampah, filament cutter dan maker, serta printer 3 dimensi, kami optimistis inovasi kalangan muda Desa Mulur akan semakin berkembang dalam mewujudkan Kampung Proklim yang berkelanjutan,” pungkas Sugeng.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS