Tips Sukses Investasi Saham Dividen untuk Keuntungan Instan
JAKARTA - Investasi saham tidak selalu berfokus pada perburuan capital gain dari kenaikan harga. Bagi sebagian investor, strategi dividend investing menjadi pilihan yang lebih stabil namun tetap menghasilkan untuk mengembangkan aset. Pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, membagikan dua strategi efektif untuk meraih keuntungan dari dividen saham — sebuah pendekatan yang patut dipertimbangkan, khususnya saat pasar sedang lesu.
Cara Meraih Keuntungan Instan dari Saham Dividen
Strategi 1: Cari Capital gain dari Saham Dividen Tinggi
Seperti yang dilansir dari Trenasia.com, menurut Teguh, strategi pertama dalam dividend investing adalah membeli saham dengan dividend yield tinggi, yakni minimal 7%, sekitar dua hingga tiga bulan sebelum perusahaan mengumumkan pembagian dividen. Tujuannya bukan untuk mendapatkan dividen, melainkan memanfaatkan kenaikan harga saham menjelang tanggal cum dividen.
“Biasanya harga sahamnya akan naik minimal sebesar dividend yield-nya. Lalu, kita bisa jual sebelum tanggal cum. Dengan begitu, kita tidak menerima dividen, tapi tetap memperoleh capital gain,” jelas Teguh dikutip dari blog pribadinya, Jumat, 25 April 2025.
Sebagai contoh, ia menyebut saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang pada Mei 2024 membagikan dividen Rp398 per saham. Jika saham tersebut dibeli pada Februari 2024 di harga Rp2.550, lalu dijual menjelang cum date di harga Rp3.000, maka investor memperoleh keuntungan Rp450 per saham — lebih tinggi dari nilai dividennya sendiri.
“Keuntungan itu bahkan lebih besar dibandingkan nilai dividennya. Strategi ini cocok bagi yang ingin profit dalam waktu singkat,” tambahnya.
- Dari Nusantara ke Pasar Internasional, UMKM Kopi Ini Bertumbuh Lewat Dukungan BRI
- BRI Dukung UMKM Minuman Herbal Tembus Pasar Ekspor
- Mengenal Profil Ryan Adriandhy, Sosok di Balik Kesuksesan Film Animasi Jumbo
Strategi 2: Pegang Saham Royal Dividen untuk Jangka Panjang
Bagi investor yang tidak ingin pusing memantau pergerakan harga saham, strategi kedua bisa jadi pilihan: memegang saham jangka panjang dari perusahaan yang rutin dan royal membagikan dividen.
Teguh menjelaskan, strategi ini mengandalkan akumulasi dividen selama beberapa tahun. Ia kembali mencontohkan PTBA. “Kalau beli saham PTBA lima tahun lalu di harga Rp2.000 dan hanya naik sedikit ke Rp2.520 hari ini, capital gain-nya memang kecil. Tapi selama lima tahun itu, total dividen yang dibagikan mencapai Rp2.582 per saham. Itu artinya total profit mencapai 150%,” ungkap Teguh.
Keuntungan lainnya, lanjut Teguh, adalah dividen yang diterima bisa digunakan kembali untuk membeli saham yang sama saat harganya turun pasca cum date. “Jadi kita gak perlu pusing menentukan kapan beli atau jual. Cukup hold dan kumpulkan dividennya,” jelasnya.
Baca Juga: Mencermati Tren Dividen BMRI 10 Tahun Terakhir
Cocok untuk Pasar yang Sedang Melemah
Melihat tren IHSG yang cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir, Teguh menyarankan agar investor lebih mempertimbangkan strategi kedua. Menurutnya, banyak saham yang layak dikoleksi untuk strategi dividen ini, dengan karakteristik mirip seperti PTBA:
- Bisnis yang sederhana, seperti menggali batubara lalu menjualnya.
- Tidak membutuhkan modal besar untuk ekspansi, sehingga laba bersih bisa langsung didistribusikan sebagai dividen.
- Minim utang atau tanpa utang, sehingga tidak terbebani bunga pinjaman.
- Kepemilikan kas yang besar, minimal 30% dari total aset.
- Dividend yield minimal 7%, berdasarkan dividen tahun sebelumnya.
“Kalau perusahaannya simpel dan keuangannya sehat, potensi dividennya juga stabil. Itu yang perlu dicari,” kata Teguh.
Balik Modal dari Dividen Saja, Apakah Bisa?
Menjawab pertanyaan apakah bisa investor mengandalkan dividen saja tanpa mempedulikan naik-turunnya harga saham, Teguh menjawab bahwa hal tersebut sangat mungkin, asalkan investor sabar dan berorientasi jangka panjang.
“Iya bisa, Pak. Tapi kalau ingin mengabaikan naik-turunnya harga saham, ya tidak bisa cepat. Harus jangka panjang. PTBA itu contoh, lima tahun tahan, bisa untung 150% dari dividen saja,” tegasnya.
- Bukan di LK21, Layarkaca21 dan LokLok, Berikut Cara Nonton Weak Hero Class 2 dengan Aman
- LK21, LokLok, dan Oppadrama Ilegal, Berikut Cara Nonton Drakor Crushology 101
- Skandal Kredit Fiktif Bank Jatim Sentuh Rp569,4 Miliar
Ia juga menambahkan bahwa di masa booming komoditas seperti tahun 2022, dividen perusahaan tambang memang cenderung lebih tinggi dari biasanya. Namun dalam kondisi normal sekalipun, potensi cuan tetap menarik.
“Dalam kondisi ekonomi yang normal, saya pikir kita masih bisa profit total 75%–100% dalam lima tahun dari saham-saham dengan dividend yield tinggi. Itu pun dengan asumsi harga sahamnya tidak naik signifikan,” paparnya.
Banyak Peluang Saham Dividen Saat Pasar Terkoreksi
Kondisi pasar saham yang sedang terkoreksi justru bisa menjadi peluang emas bagi investor dividend hunter. “Sekarang ini cukup banyak saham dengan dividend yield 7% atau lebih. Jadi tinggal seleksi saja berdasarkan kriteria yang saya sebutkan tadi,” tutup Teguh.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 27 Apr 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 28 Apr 2025