Sosialisasi Cegah Stunting di Tawangsari, Rahmad Handoyo Tekankan Pola Hidup Sehat
SUKOHARJO (Soloaja.co) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah bersama anggota DPR RI Komisi IX, menggelar kegiatan Sosialisasi Promosi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Program Percepatan Penurunan Stunting di Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jumat 6 Oktober 2023.
Kegiatan sosialisasi ini menampilkan tiga narasumber, yaitu Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistya Ediningsih, dan Kabid Pengendalian Penduduk Dinas P2AKB Sukoharjo, Hartawan Tri Wibawa. Serta turut hadir Kades Kateguhan, Giyanto.
Rahmad Handoyo menjelaskan, stunting perlu dicegah. Karena stunting akan menyebabkan anak menjadi kurang cerdas dan pertumbuhan anak terganggu.
- Produk UMKM Dari Yogyakarta Mendunia Bersama Rumah BUMN Gunung Kidul Binaan PLN
- Ini 5 Fitur Unggulan Galaxy A34 5G Awesome Lime Pilihan Para Gamers
“Kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa stunting itu mesti pendek. Padahal, pendek itu belum tentu stunting. Kita perlu mencegah stunting sejak dini. Karena stunting yang sudah terjadi diatas 2 tahun akan sulit disembuhkan,” katanya.
Pada kesempatan itu Rahmad Handoyo juga berpesan kepada warga yang berumur di atas 40 tahun untuk melakukan cek kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Untuk apa kita perlu mengecek kesehatan kita? Agar kita mengetahui kadar gula darah kita, tekanan darah kita, dan kadar kolesterol kita. Sehingga kita bisa lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan. Karena penyakit yang ada pada tubuh manusia itu diakibatkan bukan dari faktor keturunan. Tetapi kebanyakan dari pola makan yang tidak baik,” tandasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistya Ediningsih, menyatakan, penurunan stunting adalah program prioritas nasional yang harus dilaksanakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Daerah.
- Telkomsel Luncurkan Orbit Star G1 Modem Wifi Internet Rumah Keluarga Indonesia
- Doodle Exclusive Baby Care Gandeng Psikolog Farraas Bahas tips Atasi Baby Blues
“Program 1000 hari pertama kehidupan perlu dioptimalkan untuk menyongsong tahun 2045 sebagai Indonesia Emas untuk Republik Indonesia. Hal ini perlu dilakukan dari masa kehamilan sampai bayi berusia 2 tahun. Karena itu, masyarakat perlu diimbau untuk menghindari makanan yang berpengawet, pentingnya kebersihan atau sanitasi keluarga dan lingkungan, dan memperhatikan pola asuh anak. Agar angka stunting bisa menurun,” paparnya.
Eka Sulistya menerangkan, untuk menghindari stunting, masyarakat perlu memperhatikan usia perkawinan yang ideal yaitu 21 tahun, agar tumbuh kembang anak-anak bisa lebih baik.
Sementara Kabid Pengendalian Penduduk Dinas P2AKB Sukoharjo, Hartawan Tri Wibawa mengungkapkan, stunting adalah kondisi anak dimana perkembangan dan pertumbuhannya kurang. Pertumbuhan terkait badannya. Sedang perkembangan terkait otak atau kecerdasan.
“Target Nasional adalah Indonesia terbebas dari stunting di Tahun 2024. Karena itu, pencegahan stunting secara dini ini menjadi tugas kita bersama, termasuk tugas TPK (tim pendamping keluarga),” katanya.
- Kemenkeu Klarifikasi Tudingan Kemenperin Soal Lesunya Industri Tekstil
- Industri Tekstil Lesu, Kemenperin: Karena Aturan Kemenkeu
Hartawan menambahkan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah stunting. Pertama, calon pengantin perlu memperhatikan usia minimal menikah, yaitu 21 tahun. Selain itu, kedua calon pengantin juga harus dalam keadaan sehat. Kedua, ibu hamil perlu memperhatikan umur rawan kehamilan, yaitu 0-3 bulan dan 7 – 9 bulan. Ketiga, ibu harus menyusukan ASI (air susu ibu) Eklusif untuk bayinya. ASI pertama untuk kekebalan bayi itu sangat penting dan harus diberikan kepada bayinya.
“Dan keempat, warga perlu mengetahui kegunaan alat-alat kontrasepsi. Karena itu, ibu dan bapak harus mau melakukan KB. Karena berencana itu keren,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kateguhan, Giyanto, mengucapkan terima kasih atas kedatangan Rahmad Handoyo dan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah di desanya.
"Pada tahun 2022, di Desa Kateguhan ada 34 anak beresiko stunting. Karena kerja keras berbagai pihak, tahun 2023 ini stunting tinggal 2 anak dan resiko tinggi ibu hamil ada 2. Hal ini membuktikan kalau Desa Kateguhan serius dalam menangani stunting. Kami anggarkan tahun ini Rp 70 juta untuk menangani stunting," kata Giyanto.