Sejarah Tradisi Berbagi Uang Fitrah Lebaran
SOLOAJA.CO - Hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut dengan lebaran merupakan hari yang dinanti-nantikan sebagai hari kemenangan setelah Ramadan.
Di Indonesia sendiri hampir seluruh masyarakat menyambut dan merayakannya dengan suka cita. Terlebih anak muda atau anak kecil yang menunggu-nunggu untuk menerima uang fitrah atau angpau atau disebut juga salam tempel.
Uang fitrah atau angpau merupakan salah satu tradisi lebaran yang berupa amplop berisi sejumlah uang. Namun seiring berjalannya waktu, adapula yang memberikannya tanpa amplop.
- Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Salat Idulfitri di Halaman Istana Yogyakarta
- Bantu Pemudik PKS Sukoharjo dirikan Posko Mudik Dr Salim
Dalam tradisi Tionghoa, angpau tersebut diberikan oleh orang dewasa, terutama yang sudah bekerja, kepada anak yang lebih muda atau anak kecil. Tapi, tahukah kamu bagaimana asal usul angpau?
Dilansir dari Jogjaaja.com media jejaring Soloaja.co, Angpau atau angpao didefinisikan secara etimologi sebagai uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran; uang bonus yang diberikan kepada pembeli oleh penjual karena telah membeli produknya; sogokan.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri angpau diartikan sebagai amplop kecil untuk tempat uang sumbangan yang diberikan kepada orang yang punya hajat (perkawinan dan sebagainya) dalam adat Cina; hadiah atau pemberian uang (pada Tahun Baru Cina dan sebagainya).
Dari definisi tersebut, sudah bisa ditebak kan dari mana asal angpau? Yap. Angpau ini berasal dari Cina atau Tiongkok. Tujuan awal dari angpau sebenarnya adalah untuk melindungi dari penyakit dan kematian.
Angpau dimulai pada masa Dinasti Qin di China. Pada mulanya, orang-orang tua biasanya mengikat uang koin dengan benang merah dan disebut dengan yāsuì qián yang berarti “uang pengusir roh jahat”. Kemudian tradisi tersebut digantikan— setelah ditemukannya metode printing di China— dengan amplop merah.
Biasanya, angpau muncul pada saat pertemuan atau pesta atau hari raya, seperti pernikahan atau tahun baru imlek. Pemberi angpau merupakan orang-orang tua atau pasangan yang sudah menikah kepada orang yang belum menikah atau anak kecil. Warna merah angpau melambangkan ungkapan keberuntungan atau mengusir energi negatif.
- Hari Buruh, Mantan Pekerja PT Lani Perjuangkan Haknya Mendapat Pesangon
- Rest Area Kodim 0726/Sukoharjo Sediakan Jamu
Di Indonesia sendiri, angpau diadaptasi dan diadakan pada saat Idul Fitri atau lebaran. Biasanya diberikan oleh orang tua atau orang yang sudah bekerja kepada sanak saudara yang belum bekerja atau anak kecil.
Perbedaan dengan angpau tradisi dari China adalah warna amplop angpau Indonesia ini berwarna hijau. Hijau ini melambangkan akan nuansa islami. Namun seiring dengan berjalannya waktu, angpau ini diberikan dengan amplop putih biasa atau dengan amplop dengan gambar aneka rupa. Selain itu, tradisi pemberian angpau ini didasarkan pada tradisi sadaqah dalam ajaran Islam.