Sarat Praktik Prostitusi, Ini Yang Dilakukan UNS Pada Gunung Kemukus

Kusumawati - Selasa, 21 Desember 2021 07:29 WIB
Dialog membahas penataan kawasan Gunung Kemukus Sragen bersama UNS

SOLO (Soloaja.co) - Berupaya merubah mitos Kemukus sebagai ajang prostitusi dan pesugihan, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mendukung Pemkab Sragen untuk menata ulang kawasan Gunung Kemukus.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho saat menghadiri Dialog Interaktif bertajuk “Pengelolaan dan Pengembangan Pascapembangunan Kawasan Gunung Kemukus” bertempat di Sunan Hotel, Senin (20/12/2021) sore.

Ada pun, acara ini juga dihadiri oleh Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Jawa Tengah (Jateng) Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) Cakra Nagara S.T., M.T., M.E.UNS Teken Kerja Sama dengan PPATK

“Selama ini Gunung Kemukus dikenal sebagai tempat ‘wisata’ berbau prostitusi dan tempat pesugihan. Dalam konteks kekinian, nampaknya hal-hal yang berkaitan seperti itu harus mulai diubah,” ujar Prof. Jamal.

Ia mengatakan, UNS akan berperan meluruskan mitos tidak benar yang menyelimuti kawasan ini sejak lama. Prof. Jamal mengaku prihatin terhadap praktik esek-esek di Gunung Kemukus, yang seharusnya digunakan sebagai wisata religi.

“Karena paham yang seperti itu harus diluruskan, maka kita sudah hadir untuk berkolaborasi dengan Sragen. Ke depan, berharap kawasan itu menjadi wisata budaya, anak-anak berkembang lebih baik, ibu-ibu tidak dalam persepsi yang kurang baik,” tambah Prof. Jamal.

Dukungan UNS

Ada sejumlah dukungan yang akan diberikan UNS kepada Pemkab Sragen. Hal ini sejalan dengan revitalisasi Gunung Kemukus menjadi “The New Kemukus” oleh Kementerian PUPR.

Pertama, UNS akan menerjunkan sejumah Pusat Studi di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Riset Grup Program Studi (Prodi), dan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi UNS.

Pusat Studi yang akan dilibatkan dalam penataan ulang kawasan Gunung Kemukus, diantaranya Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata, Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender, Pusat Pengembangan Kewirausahaan, dan Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah.

Sedangkan, Riset Grup Prodi yang disiapkan meliputi bidang keilmuan green economy, teknologi tepat guna, kepariwisataan, dan kesehatan. Jumlah ini disebut Prof. Jamal bisa bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.

“Ini bisa digunakan sebagai sarana dan prasarana agar riset-riset yang ada bisa menggeser persepsi budaya (red: yang tidak benar) kemudian bisa diarahkan kepada pemahaman masyarakat di sana yang lebih baik,” kata Prof. Jamal.

Kedua, UNS akan memanfaatkan kawasan Gunung Kemukus di Kecamatan Sumberlawang, Sragen sebagai tempat implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Berbeda dengan kondisi Gunung Kemukus puluhan tahun yang lalu, kawasan ini sekarang sudah layak dijadikan tempat MBKM mahasiswa UNS sebab Kementerian PUPR telah melakukan revitalisasi.

Bahkan, menurut rilis Pemkab Sragen, progres revitalisasi Gunung Kemukus pada bulan November kemarin sudah mencapai 95 persen. Revitalisasi meliputi penataan jalur masuk, pedestrian, public space, makam Pangeran Samudra, dan fasilitas umum lainnya.

“Melalui program ini, mahasiswa kami dapat dilibatkan dalam kegiatan pengembangan Gunung Kemukus sebagai destinasi budaya melalui beberapa kegiatan. Dan, ini akan melibatkan dosen, industri dan mahasiswa untuk memenuhi 20 SKS atau setara dengan 4-6 bulan di lapangan,” jelasnya.

Dan, peran UNS yang terakhir, ketiga adalah menerjunkan mahasiswa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Gunung Kemukus. Prof. Jamal menerangkan, cara ini akan dilakukan secara periodik dengan roadmap yang jelas.

Melalui KKN Tematik UNS di Gunung Kemukus, UNS akan melibatkan 3.000-5.000 mahasiswa per angkatan dengan dibantu sekitar 350 dosen pendamping.

“Pengabdian kami di sana akan memberikan sebuah pemahaman dan pemanfaatan (red: kemampuan) kepada masyarakat agar mereka juga merasa ada yang mendampingi,” imbuh Prof. Jamal.

Rekomendasi UNS

Dalam acara tersebut, Prof. Jamal juga memberikan sejumlah rekomendasi kepada Pemkab Sragen agar The New Kemukus dapat menjadi destinasi wisata keluarga dan religi.

Pertama, Prof. Jamal meminta roadmap The New Kemukus harus disusun secara integratif dan menyeluruh. Sebabnya, ia menilai Gunung Kemukus masih punya PR di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

“Ini juga harus melibatkan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan banyak stakeholder mulai dari pemerintaah pusat/ daerah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat,” ucapnya.

Kedua, UNS menyarankan Pemkab Sragen untuk meningkatkan sikap awareness masyarakat apabila berencana memanfaatkan The New Kemukus sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini bisa didukung dengan peningkatan kualitas infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung, dan mengintegrasikan kepentingan masyarakat dengan stakeholder terkait.

“Kemudian yang ketiga untuk mengubah imej negatif harus dilakukan dengan membangun narasi baru soal Pangeran Samudra, mengembangkan destinasi cenderamata, dan meningkatkan kualitas home stay dan kuliner,” sambung Prof. Jamal.

Keempat, UNS meminta Pemkab Sragen untuk mengarahkan The New Kemukus sebagai destinasi wisata yang sehat, responsif gender, dan ramah anak.

Dan, yang terakhir kelima prof. Jamal menyarankan tata ruang dan pemukiman di Gunung Kemukus untuk ditata ulang. Tujuannya, agar pengelolaan kawasan menjadi lebih modern, menarik, dan atraktif.

“Kami juga akan bantu dengan proyek-proyek independen untuk memberikan kredit kekayaan budaya yang luar biasa. Kita contoh saja negara-negara Eropa, meski mereka maju tapi sangat menghargai budaya dan ini sangat menarik,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS