Ruang Berdaya: Tiga Mahasiswi Yogyakarta Ciptakan Ekosistem Pemberdayaan Perempuan
YOGYAKARTA (Soloaja.co) — Di tengah hiruk pikuk kehidupan kampus dan derasnya arus digital, tiga mahasiswi asal Yogyakarta memilih jalur berbeda: menciptakan ruang bertumbuh bagi kaum perempuan.
Berangkat dari visi tersebut, lahirlah Ruang Berdaya, sebuah komunitas edukasi dan pemberdayaan perempuan yang didirikan oleh Dwi Ratna Kartika Dewi (Founder), bersama Kizha Diny Atikah dan Diandra Rana Zhafirah (Co-founder).
Meskipun berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, ketiganya disatukan oleh tujuan menghadirkan wadah yang aman, nyaman, dan suportif. "Kami ingin perempuan memiliki tempat untuk belajar, menemukan keberanian berkarya, dan merasa berdaya atas pilihan hidupnya," ujar Dwi Ratna Kartika Dewi.
- Mendikdasmen dan Bunda PAUD Jateng Resmikan PAUD Revitalisasi di Kudus
- Relawan BAZNAS Sukoharjo Pasok Genset dan Kawal Layanan Kesehatan Korban Banjir Aceh
Konsep Kolaborasi Lintas Generasi
Sejak awal, Ruang Berdaya dirancang sebagai ekosistem kolaboratif. Komunitas ini mengusung konsep sederhana namun kuat: Generasi muda membawa semangat belajar, sementara para perempuan pelaku usaha berbagi pengalaman dan keterampilan nyata. Sinergi ini bertujuan untuk menumbuhkan keberanian melangkah bagi setiap anggotanya.
Dengan tagline “Belajar dari Hati, Berkarya dengan Aksi, Bertumbuh, dan Menginspirasi”, Ruang Berdaya memaknai pemberdayaan bukan sekadar pelatihan keterampilan, tetapi sebagai perjalanan menemukan jati diri dan kekuatan yang dimiliki perempuan.
- Pemprov Jateng Salurkan Rp1 Miliar Lebih untuk Penghafal Al-Qur’an di 2025
- Kasus Pemalsuan Dokumen, Notaris-PPAT Diyah Setyowati Dipolisikan Lagi Diduga Pakai Bukti Palsu di Gugatan Perdata
“Dari Benang Jadi Peluang”: Workshop Perdana
Langkah nyata pertama Ruang Berdaya diwujudkan melalui “Workshop Berdaya” bertema “Dari Benang Jadi Peluang”. Kegiatan ini menghadirkan Nadia Hasanah, pemilik brand Mayuh Arajut, sebagai narasumber.
Peserta yang terdiri dari mahasiswa, pekerja muda, dan perempuan dari berbagai latar belakang, tidak hanya belajar teknik dasar merajut dan membuat karya sederhana. Mereka juga dibekali pemahaman strategi bisnis, personal branding, hingga pemasaran digital produk.
Menariknya, workshop ini juga diselipi unsur healing dan mindfulness. Proses merajut dijadikan sebagai sarana refleksi diri. “Kami ingin perempuan tahu bahwa dari hal kecil seperti seutas benang pun, bisa lahir peluang besar dan keberanian baru,” ungkap Kizha Diny Atikah.
- Tren Curhat ke Chatbot AI, Ahli Ungkap Risiko bagi Kesehatan Mental
- Fitria Ernawati Eko Sapto Ketua TP PKK Sukoharjo Fokus Pemberdayaan dan Ketahanan Pangan
Menuju Jejaring UMKM Berkelanjutan
Workshop perdana ini sekaligus menjadi langkah nyata mendukung pelaku UMKM lokal, membuka jejaring kolaborasi bisnis kreatif yang berkelanjutan, dan memperkuat solidaritas antarperempuan pelaku usaha.
Ke depannya, Ruang Berdaya berencana memperluas jangkauan kegiatannya, mencakup pelatihan keterampilan, kelas pengembangan diri, hingga program kolaborasi lintas komunitas.
“Kami percaya setiap perempuan berhak bermimpi dan berdaya atas hidupnya. Ruang Berdaya hadir untuk memastikan mimpi itu memiliki tempat untuk bertumbuh,” tutup Diandra Rana Zhafirah.
Berbekal semangat kolaborasi, empati, dan aksi nyata, komunitas ini menjadi kisah inspiratif tentang kepedulian tiga mahasiswi muda yang menuntun perempuan lain untuk berani bermimpi dan menginspirasi.
