Petik Cabai Bareng Petani, Gubernur Jateng Ajak Jaga Harga Agar "Tetap Pedas"

Kusumawati - Senin, 22 September 2025 12:20 WIB
Gubernur Jawa Tengah saat panen cabai di Magelang (Soloaja)

MAGELANG (Soloaja.co) - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, langsung turun ke kebun cabai di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Senin (22/9). Ia bergabung dengan para petani untuk menanam dan memanen, sekaligus menyerahkan bantuan CSR sebagai wujud nyata dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian.

Kunjungan ini menunjukkan komitmen Pemprov Jateng dalam menggalakkan program Ngopeni Tandur Nglakoni Makmur yang terbukti sukses di kelompok tani Kembang Sari. Tanaman cabai di sini sudah dipanen lebih dari 55 kali, membuktikan produktivitas tinggi.

Peran Koperasi dan Kredit Murah untuk Kesejahteraan Petani

Selain itu, Gubernur juga mengapresiasi keberadaan Koperasi Pancarga Tani Gemilang yang menaungi 2.000 petani. Koperasi ini berhasil menjaga stabilitas pasokan cabai dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya, dengan produksi rata-rata 3.000 ton per enam bulan.

Dukungan finansial datang dari PT BPR BKK Jateng (Perseroda) yang menyalurkan kredit murah dengan bunga 7,2% per tahun dan bantuan CSR senilai Rp100 juta. Skema pembiayaan ini membantu menciptakan ekosistem pertanian yang transparan dan berkelanjutan.

Gubernur Luthfi menekankan pentingnya menjaga harga cabai tetap menguntungkan petani. "Kami ingin harga cabai harus tetap 'pedas', begitu panen melimpah jangan sampai harganya justru tidak sepedas rasanya," ujarnya.

Pakis Jadi Sentra Cabai Nasional

Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, menyampaikan terima kasih atas dukungan Gubernur. "Kehadiran Pak Gubernur adalah kehormatan dan penyemangat," katanya.

Senada dengan itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Agung Sunusi, menegaskan posisi strategis Kecamatan Pakis sebagai sentra cabai nasional. "Magelang diharapkan mampu menyuplai wilayah-wilayah yang defisit cabai," jelasnya.

Momentum panen cabai ini menjadi simbol kolaborasi antara petani, koperasi, BUMD, dan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diharapkan, pola serupa dapat direplikasi di daerah lain untuk komoditas pertanian lainnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS