Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang, Gubernur Luthfi: Tonggak Sejarah Jawa Tengah
SEMARANG (Soloaja.co) - Pertempuran Lima Hari di Semarang, yang menjadi salah satu tonggak bersejarah perjuangan bangsa, diperingati secara khidmat di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Selasa (14/10/2025).
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyerukan agar semangat perjuangan dan pantang menyerah para pahlawan harus terus digelorakan dalam semangat membangun Indonesia.
Dalam upacara peringatan tersebut, yang dihadiri oleh Sekda Jateng Sumarno, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Forkopimda Jateng dan Kota Semarang, serta para veteran, Gubernur Luthfi menyampaikan apresiasinya.
- Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Outing Class Edukatif di Solo Safari
- Pagar Nusa Kecam Pelecehan Pesantren Lirboyo di Tayangan Trans7, Desak KPI Tindak Tegas
"Hari ini di seputaran Tugu Muda yang elok dan memesona, kita berkhidmat melaksanakan peringatan perjuangan monumental para pahlawan dan syuhada bangsa Indonesia, khususnya Semarang. Tempat ini, telah memperkuat keyakinan kita bahwa Tuhan akan selalu memberikan bimbingan dan memenangkan kebaikan," kata Ahmad Luthfi.
Gubernur Luthfi menekankan bahwa sosok seperti Dokter Kariadi dan para pejuang lainnya telah memberikan pelajaran berharga tentang pengabdian, pengorbanan, dan nilai-nilai ke-Indonesiaan. Ia meminta generasi penerus untuk menghargai arti kemerdekaan, menghormati perjuangan pahlawan, serta mengadopsi nilai-nilai kebersamaan dalam setiap kerja dan karya nyata.
Gotong Royong sebagai Kekuatan Utama
Menurut Gubernur, perjuangan tidak pernah berakhir, dan tantangan berbangsa dan bernegara selalu ada. Ia menyoroti keberagaman Provinsi Jawa Tengah yang dihuni 37 juta masyarakat dengan perbedaan suku, ras, bahasa, dan potensi wilayah.
- Berkat Program MBG Siswa SMP di Kudus Kini Bisa Nabung Rp5.000 per Hari
- Jika Elon Musk Siap Hadirkan Tesla Pi Phone, Bisa Mengguncang Pasar Smartphone!
"Itu merupakan kesatuan bahwa nyawanya Jawa Tengah ada pada semangat gotong royong, sehingga dapat gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja (makmur, aman, dan tenteram)," jelasnya.
Ia menegaskan, kebanggaan muncul ketika seluruh elemen masyarakat mengambil peran terbaik dan bergotong royong untuk mengatasi berbagai permasalahan.
"Ringan sama dijinjing berat sama dipikul, barji bar beh, mati siji mati kabeh, bangkit satu bangkit semua, senang satu senang semua, susah satu susah semua. Itu nyawanya Jawa Tengah," tegasnya.
- Jualan di TikTok Tidak Laku? Coba Upload Konten di Jam Segini
- Pemilihan Ketua KONI Boyolali, Joko Raharjo Kantongi Dukungan 34 Cabor
Gubernur juga berpesan agar masyarakat terus berkreasi, berinovasi, menjunjung tinggi nilai integritas, dan melakukan kerja nyata untuk bangsa.
"Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, sebagai basis perjuangan kemerdekaan dan sumber peradaban yang sarat kearifan lokal, kita gelorakan semangat perjuangan dalam rangka membangun Indonesia," tutupnya.
Pertunjukan Kolosal Sejarah Perjuangan
Rangkaian upacara peringatan diawali dengan pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang oleh St Sukirno, yang menceritakan gangguan tentara Jepang terhadap perayaan kemerdekaan yang memicu pertempuran pada 14-18 Oktober 1945.
Puncak acara ditandai dengan pertunjukan kolosal yang menampilkan sejarah singkat tersebut oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang, memberikan gambaran heroik perjuangan para pahlawan di masa lalu.