Menyusuri Dunia Bawah Tanah Tulungagung, Mapala Arcapada UNISRI Telusuri Gua-Gua Karst Gunungsewu
TULUNGAGUNG (Soloaja.co) — Divisi Caving Mapala Arcapada Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta kembali menorehkan jejak langkahnya dalam kegiatan eksplorasi alam dengan menyusuri gua-gua di kawasan karst Tulungagung, Jawa Timur.
Kegiatan bertajuk "Menyusuri Keindahan Alam Dunia Bawah Tanah Tulungagung" ini berlangsung pada 10–15 Juni 2025, dipusatkan di Dusun Ngrancah, Desa Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung.
Kegiatan spesialisasi ini diikuti oleh empat anggota muda Mapala Arcapada, yakni Eka Yudha Pramudya (21), Rizky Abdul Rauf (21), Ela Ayu Kartika (19), dan Naura Nasywa Sriyanto (19), yang didampingi oleh dua senior, Elia Dwi Wahyuno (24) dan Galang Adiwijaya (20).
- "Adipati War of Crowns": Kompetisi E-Sport Free Fire Gaet Anak Muda, Dorong Literasi Digital dan Keuangan
- Eigerian Solo Raya Diresmikan: Wadah Komunitas Alam Terbuka Dan Pelestarian Lingkungan
Penelusuran dilakukan di beberapa gua vertikal dan horizontal yang tersebar di kawasan karst Gunungsewu, wilayah yang dikenal memiliki struktur geologi unik serta sistem gua yang kompleks.
Sebelum penelusuran, tim melakukan persiapan intensif, termasuk pengecekan alat dan briefing teknis terkait jalur, teknik rigging, serta pembagian tugas. Pada penelusuran gua vertikal, tim membagi peran menjadi Rigging Man, Asisten Rigging, dan Cleaning. Sedangkan untuk gua horizontal, peran dibagi menjadi Shooter, Stationer, Descriptor, dan Sketcher—metode penting dalam pemetaan gua.
Selama ekspedisi, tim berhasil menemukan dan menjelajah empat gua vertikal:
- Gua Dawung (±24,5 meter kedalaman, 3 pitch),
- Gua Manten (±20 meter, 3 pitch),
- Gua Wardi (±30 meter, 3 pitch), dan
- Gua Tledek (8,14 meter, 1 pitch).
Meski belum menelusuri hingga dasar karena keterbatasan waktu, tim menduga masih terdapat pitch lanjutan yang belum terjamah.
- Mapala Arcapada Unisri Taklukkan Tebing Semar Di Tuban
- ArtSura 2025 Soroti Perjalanan Gigih Wiyono Mendedikasikan Diri untuk Seni, Budaya, dan Spiritualitas Jawa
Sementara itu, penelusuran gua horizontal dilakukan di Gua Sumurup Ngrejo dan Gua Bolong. Kedua gua menghadirkan tantangan tersendiri berupa lorong sempit, lantai licin, serta aliran air berdebit cukup tinggi.
Namun, berkat teknik penelusuran yang matang dan kekompakan tim, proses pemetaan berhasil diselesaikan. Di Gua Sumurup Ngrejo tercatat panjang lintasan ±80 meter dengan 33 stasiun pengukuran, sedangkan Gua Bolong berhasil dipetakan hingga panjang ±104 meter dengan 37 stasiun.
Situasi gua yang gelap total menuntut kesiapsiagaan tinggi dari anggota. Masing-masing dibekali headlamp dan minimal tiga sumber pencahayaan cadangan sebagai upaya mitigasi risiko. Permukaan lorong yang basah dan licin menjadi tantangan tersendiri, namun berhasil dilalui dengan kehati-hatian dan kedisiplinan tinggi.
- Loyalty Poin Cashier 2025: Bentuk Apresiasi BRI untuk Merchant Unggulan
- Semarakkan Hari Bhayangkara ke-79, Polres Sukoharjo Beri Layanan Publik dan Hiburan di CFD
“Penelusuran gua bukan sekadar kegiatan petualangan, tetapi juga latihan disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama tim. Lingkungan bawah tanah mengajarkan banyak hal, termasuk pentingnya kesiapsiagaan serta manajemen risiko yang baik,” ungkap Elia Dwi Wahyuno, salah satu pendamping lapangan.
Kegiatan spesialisasi ini merupakan bagian dari proses pendidikan dan pendalaman keahlian anggota Divisi Caving, serta menjadi langkah awal Mapala Arcapada dalam mendokumentasikan potensi gua di kawasan Gunungsewu.
Selain untuk keperluan data dan pelatihan, kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong kepedulian terhadap kelestarian kawasan karst yang memiliki nilai ilmiah, ekologi, dan wisata yang tinggi.