Mengolah Rempah Menjadi Peluang, Griya Rempah Masuk Digital Plaform dan Hotel Kini Omzet Capai 300 Juta
SOLO (Soloaja.co) — Berangkat dari pengalaman pribadi dalam menjalani pola hidup sehat secara alami, Linda, pelaku usaha mikro dari Solo, berhasil mengembangkan merek Griya Rempah yang kini dikenal sebagai produsen berbagai produk kecantikan dan kesehatan berbasis bahan alami.
Usaha ini bermula pada tahun 2009, saat Linda kerap mengalami gangguan kesehatan. Kondisi tersebut mendorongnya untuk beralih pada gaya hidup sehat, termasuk mengganti produk perawatan tubuh harian dengan bahan-bahan alami.
“Waktu itu saya sering sakit dan kulit saya juga ikut rusak. Akhirnya saya mulai menggunakan bahan alami seperti rempah-rempah. Ternyata berpengaruh besar,” ujarnya.
- Grand Mercure Solo Baru Hadirkan Sensasi Chinese Food dan Bebek Bumbu Ireng Spesial
- Apa Saja yang Membuat Konklaf Vatikan Begitu Mahal?
Dengan latar belakang tersebut, Linda mulai memproduksi lulur dari bahan rempah, khususnya jahe, yang kemudian berkembang menjadi berbagai jenis produk seperti sabun, masker, minuman herbal, dan lainnya.
Hingga kini, Griya Rempah telah menghasilkan lebih dari 20 jenis produk, di antaranya sabun rempah, scrub wajah, serum, body wash, kopi rempah, prebiotik drink, hingga uwuh aren.
"Yang spesial ada produk spa lengkap, perawatan kecantikan, aroma terapi, dan healthy drink. kalau ingin cantik harus sehat luar dan dalam," imbuh Linda.
- Top 5 Negara Tujuan Outsourcing Favorit Perusahaan Dunia
- BRI Bantu Bangun Masa Depan Anak Bangsa lewat Pendidikan Berbasis Teknologi
Menariknya, semua proses produksi dan pengembangan dilakukan secara otodidak. “Saya tidak pernah ikut pelatihan khusus. Semua saya pelajari sendiri melalui proses trial and error,” ungkapnya.
Saat ini, Griya Rempah sedang dalam proses pengurusan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperluas jangkauan pemasaran.

Dengan omzet tahunan yang mencapai Rp200 juta hingga Rp300 juta, Griya Rempah mulai membidik pasar yang lebih luas. Selain menyasar pasar umum, Linda juga aktif mengembangkan produk yang menyasar kaum muda, seperti kopi rempah bercampur cokelat dan sabun mini, yang banyak dipesan hotel.
- Solo Paragon Hotel Hadir di Bengawan Solo Travel Mart 2025 dengan Ragam Penawaran Menarik
- Mengenal 3 Perang Penting antara India dan Pakistan
"Anak muda sekarang lebih selektif. Saya mencoba menyajikan rempah dalam bentuk yang lebih modern dan menarik tanpa menghilangkan khasiat alaminya," kata Linda.
Dengan harga produk mulai dari Rp1.500, Griya Rempah mampu menjangkau pasar yang luas. Linda pun tengah mempersiapkan langkah strategis melalui penguatan branding dan pemasaran berbasis media untuk meningkatkan daya saing produknya secara nasional.
Kisah Linda merupakan bukti bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan semangat untuk hidup sehat, rempah-rempah lokal bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi yang tak hanya menyehatkan tetapi juga berdaya jual.