Masyarakat Diimbau Tahan Diri Hadapi Nataru, Cegah Lonjakan Kasus COVID-19
JAKARTA (Soloaja.co) - Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, Pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus menjelang libur akhir tahun.
Hal ini sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19 gelombang ketiga. Masyarakatpun diminta mematuhi anjuran yang telah sering disampaikan semisal bijak bermobilitas, disiplin protokol kesehatan, dan melakukan vaksinasi.
“Indonesia berhasil mempertahankan momentum angka penularan COVID-19 tetap rendah sejak 15 Oktober 2021 di bawah 1000 kasus per hari, keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) di bawah 4%. Sedangkan jumlah orang yang divaksin mencapai 208 juta orang, dimana 80 juta sudah mendapatkan dosis lengkap.” Ungkap Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry Harmadi dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Jumat 12 November 2021.
- Telkomsel Hadirkan Pre-Order Paket Bundling iPhone 13
- Rawan Banjir dan Longsor, Aparat dan Ratusan Relawan Sukoharjo Apel Siaga Bencana
Ditambahkan pula, dari segi kepatuhan masih sangat tinggi dengan skor 8,12 untuk pemakaian masker dari skala 1-10. Kepatuhan jaga jarak masih baik. Hanya saja memang 11% kabupaten/kota dengan skor pakai masker kurang dari 60%. Perlu menjadi perhatian kita untuk mendorong disiplin protokol kesehatan (prokes) karena masih ada potensi gelombang ketiga, apalagi dengan adanya baru AY.4.2 meskipun belum masuk ke Indonesia,” ujar Sonny.
Sonny pun berharap masyarakat tetap taat menjalankan prokes ketat dibarengi dengan prokes dan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi yang banyak digunakan oleh institusi.
Seiring dengan diperbolehkannya beberapa kegiatan berskala besar, maka perhatian pada infrastruktur yang ada harus ditingkatkan. Perhatikan ventilasi sirkulasi udara. Pintu masuk dan keluar berbeda.
"Jangan pernah kendor dalam hal melakukan testing. Kita belajar dari negara lain, saat kasus landai, penurunan kapasitas testing bisa memicu terjadinya lonjakan,” terangnya.
Dia menambahkan, libur akhir tahun tidak hanya dirayakan di dalam negeri, namun juga luar negeri. Untuk itu, ada skrining ketat bagi pelaku perjalanan internasional.
“Untuk antisipasi masuknya varian baru, pemerintah juga menjalankan whole genome sequencing dari kasus positif yang masuk ke Indonesia.”
- Kolaborasi Subholding Gas Pertamina dan Industri Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- Jejaring Menang Bersama Gelar Festival dan Luncurkan Situs Menangbersama.id
- Resmikan Sirkuit Mandalika, Presiden Jokowi Jajal Sirkuit, Memastikan Siap Digunakan untuk Ajang Kelas Dunia
Upaya berlapis pun terus dilakukan pemerintah dalam penguatan protokol kesehatan. Di antaranya penguatan posko desa dan kelurahan, mendorong kepatuhan institusi, serta di level keluarga sebagai garda terdepan pelaksanaan prokes.
Sementara itu, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Nelwan Harahap menyampaikan pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi terkait dengan antisipasi lonjakan kasus di akhir tahun, antara lain memangkas cuti bersama yang diharapkan dapat mengurangi pergerakan masyarakat untuk memanfaatkan libur akhir tahun.
“Pemerintah juga membuat kebijakan larangan cuti di momen akhir tahun untuk menunda niat masyarakat bepergian. Kita meminta seluruh warga masyarakat menunda sedikit kesenangan untuk kemashalatan yang lebih panjang. Ini akan jadi semangat kita semua,” tandas Nelwan.
Kesempatan sama, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengatakan apabila pengendalian wabah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang tepat maka pengendalian akan berlangsung sistematis dan panjang.
Saat ini, jelasnya, untuk pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun kita mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia. “Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39%, masih jauh dari target 70% yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu,” ujarnya, seraya menambahkan, aplikasi PeduliLindungi harus didorong untuk lebih banyak digunakan.
Menyoroti soal potensi gelombang ketiga, Masdalina menyampaikan saat ini belum terlihat ada indikasi ke arah itu. “Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan (dibuka bebas) karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia,” ujarnya.
Masdalina menilai, seandainya ada kenaikan kasus, namun tahun ini berbeda dengan situasi tahun lalu. “Tahun lalu belum ada vaksin, tahun ini sudah ada. Yang penting, sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar,” katanya.
Epidemiolog ini mengapresiasi pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun.
"Kita sementara waktu ini harus berhati-hati. Jangan dulu berlibur dalam satu waktu, jangan menumpuk di Nataru. Bagi institusi untuk sementara sebaiknya tidak memberikan libur/cuti bagi karyawannya. Insya Allah hal ini akan membantu mengurangi kerumunan warga saat liburan,” tandasnya.
Dokter umum yang juga Influencer Kesehatan, Tirta Mandira Hudhi sepakat bahwa kasus COVID-19 sering meningkat dengan bertambahnya mobilisasi. Namun dengan adanya vaksinasi, meskipun ada potensi kenaikan kasus, kasusnya mungkin naik namun gejalanya tidak berat.
Dokter Tirta juga menyoroti perlunya pengawasan pergerakan dari luar ke dalam negeri guna mewaspadai masuknya subvarian Delta AY.4.2.
- DKV ISI Kampanye GNRM dengan Mendongeng dan Bermain
- FBM Kawal Eskavasi Situs Candi Watu Genuk Boyolali oleh BPCB
- Kunjungi Keluarga Korban Pinjol, Kapolres Hadiahi Sepeda dan Sejumlah Uang
“Mereka yang baru sampai ke Indonesia dari luar negeri wajib karantina, kalau perlu masa karantina diperpanjang. Sedangkan di dalam negeri fokus pada penekanan mobilisasi warga,” ujarnya.
Sebagai antisipasi naiknya kasus COVID-19 di akhir tahun, ia mendorong pengelola di area publik harus bertanggung jawab, bahkan berani menegur pengunjung yang abai terhadap prokes, misalnya tidak memakai masker.
“Jika ada pengunjung yang tidak pakai masker, harus berani menegur. Akan sulit kalau hanya menyalahkan pengunjung namun pengusaha tidak mau kerja sama,” ujarnya. Demikian pula dalam hal mengendalikan potensi kerumunan saat sale yang banyak digelar pada akhir tahun.
Dia mengajak masyarakat jangan panik, namun yang banyak tetap waspada dan jangan meremehkan COVID-19. “Saat ini vaksinasi belum sesuai target. Dosis lengkap baru tercapai 39-40 persen. Meski berbagai tempat sudah dibuka namun COVID-19 belum hilang. Kita tidak mau ada gelombang ketiga,” imbuhnya.