Mapala Arcapada UNISRI Taklukkan Pegunungan Putri Tidur dalam Ekspedisi “Meretas Batas”

Kusumawati - Senin, 23 Juni 2025 12:14 WIB
Spesialisasi Gunung Hutan Mapala Arcapada Unisri Surakarta di Gunung Putri Tidur Malang (dok Arcapada )

MALANG (Soloaja.co) — Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Arcapada Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta kembali membuktikan semangat petualangannya lewat ekspedisi spesialisasi Divisi Gunung Hutan bertajuk “Meretas Batas di Pegunungan Putri Tidur.”

Selama tujuh hari, dari 10 hingga 16 Juni 2025, tim menjelajahi hamparan Pegunungan Kawi yang membentang dari Kecamatan Pujon hingga Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ekspedisi ini melibatkan empat anggota muda — Fajar Dwi Nugroho, Muhammad Gamal Gany, Clara Dinda Christina, dan Melani Ismiyati Saputri — dengan pendampingan dua anggota senior dari Divisi Gunung Hutan, Yudha Tegar Prakoso dan Arifin Rahmat Setiawan.

“Persiapan kami cukup intens, hampir satu bulan penuh, mulai dari latihan fisik, pemantapan teknik navigasi, hingga simulasi manajemen logistik,” ujar Fajar Dwi Nugroho, Ketua Pelaksana ekspedisi.

Ia menegaskan pentingnya penguasaan ilmu medan, peta, dan kompas (IMPK) dalam ekspedisi ini mengingat keterbatasan sumber air dan kondisi medan yang menantang.

Perjalanan dimulai dari jalur pertanian warga, dilanjutkan menyusuri hutan lebat dan mencapai sejumlah puncak ikonik Pegunungan Kawi, seperti Puncak Kawinajang, Cemorokandang, Butak, hingga Puncak Pitrang. Titik akhir ekspedisi berada di kawasan Keraton Gunung Kawi yang memiliki nilai sakral dan historis tinggi bagi masyarakat setempat.

“Rasanya seperti menembus batas kemampuan diri. Tapi semua rasa lelah itu terbayar lunas saat kami tiba di Keraton Gunung Kawi,” ungkap Gamal.

Selama ekspedisi, tim menghadapi beragam tantangan ekstrem seperti jalur bekas longsor, suhu malam yang menusuk, hingga dua hari bertahan tanpa sumber air. Meski begitu, mereka tetap bertahan dengan mengandalkan survival kit, golok, serta solidaritas antartim.

“Hari-hari kami dipenuhi keindahan yang luar biasa. ada Gunung Arjuno dan Semeru di kejauhan, hingga kabut tebal yang membungkus jalur setapak. Semua itu jadi pengalaman yang tidak akan pernah kami lupakan,” tambah Fajar.

Kegiatan ini merupakan bagian dari tahap spesialisasi bagi anggota muda sebagai bentuk kaderisasi dan penguatan keahlian lapangan. Lebih dari sekadar latihan fisik, ekspedisi ini juga menjadi sarana pembentukan karakter, penanaman kecintaan terhadap alam, serta wujud nyata komitmen Mapala Arcapada dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pegunungan Kawi, yang kerap dijuluki “Putri Tidur” karena kontur alamnya yang menyerupai sosok perempuan terbaring, kini menjadi saksi semangat muda yang berani menembus batas — baik batas medan, batas fisik, maupun batas mental.

Meretas batas bukan sekadar tema — tapi semangat kami untuk terus menjelajah, belajar, dan mencintai alam Indonesia,” pungkas Fajar.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS