Maltodekstrin Bukan 'Gula Berbahaya': Ahli Gizi Ungkap Fungsi dan Manfaatnya sebagai Serat Pangan

Kusumawati - Selasa, 11 November 2025 18:12 WIB
Maltodextrin (Istimewa)

SOLO (Soloaja.co) – Istilah "maltodekstrin" sering ditemukan di label makanan kemasan, yang memicu kekhawatiran masyarakat, terutama terkait kandungan gula dan dampaknya pada kesehatan. Menanggapi hal ini, pakar gizi menegaskan bahwa maltodekstrin adalah Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang aman dan memiliki fungsi lebih dari sekadar pemanis.

Dr. Rosyanne Kushardina, S.Gz., M.Si., Doktor di bidang ilmu gizi dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, menjelaskan bahwa maltodekstrin adalah karbohidrat olahan yang berasal dari pati alami seperti jagung, kentang, atau tapioka melalui proses hidrolisis.

"Sesuai namanya, BTP memang ditambahkan secara sengaja ke produk makanan atau minuman untuk tujuan teknologi, baik dalam proses pembuatan maupun pengolahan pangan," jelas Dr. Rosyanne dalam sebuah diskusi media.

Fungsi Utama dan Isu Gula yang Keliru

Maltodekstrin berbentuk bubuk putih yang hampir tidak memiliki rasa manis (nilai dextrose equivalent atau DE antara 3–19). Fungsinya sangat beragam, mulai dari filler (peningkat volume), penstabil tekstur, pengental, hingga pengganti laktosa pada susu formula untuk intoleransi.

Dr. Rosyanne menegaskan bahwa maltodekstrin telah diatur dan dinyatakan aman (GRAS—Generally Recognized as Safe) oleh FDA dan BPOM (melalui Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019).
Ia secara khusus meluruskan isu yang berkembang di media sosial yang mengaitkan maltodekstrin dengan peningkatan kadar gula atau gangguan ginjal.

“Tidak tepat jika maltodekstrin dikaitkan dengan peningkatan kandungan gula pada susu atau menyebabkan gagal ginjal pada anak,” tegasnya.

Maltodekstrin tidak berarti susu memiliki kandungan gula tinggi dan justru banyak terdapat pada produk gurih, seperti kaldu ayam dan jamur, karena berperan sebagai pengisi.

Manfaat Maltodekstrin Resistan sebagai Serat Pangan

Penelitian terkini menunjukkan adanya jenis maltodekstrin yang justru sangat bermanfaat, yaitu Maltodekstrin Resistan (Resistant Maltodextrin). Jenis ini tidak dicerna di usus halus melainkan difermentasi di usus besar, menjadikannya berfungsi seperti serat pangan (dietary fiber).

Maltodekstrin resistan terbukti dapat:
* Meningkatkan jumlah bakteri baik (Bifidobacterium dan Lactobacillus) di usus besar.
* Membantu pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil (Kishimoto et al., 2006).

Hal ini juga dijelaskan dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia (2020), di mana penambahan serat pangan seperti resistant maltodextrin dalam susu pertumbuhan dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus dan mendukung daya tahan tubuh anak, terutama yang mengalami sembelit.

Dr. Rosyanne menyimpulkan bahwa maltodekstrin dalam bentuk biasa berfungsi sebagai sumber energi tambahan yang aman, sementara dalam bentuk resistan justru memberikan manfaat serat untuk pencernaan dan metabolisme. Kuncinya adalah pemahaman jenis dan porsi melalui pembacaan label yang cermat.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS