Mahasiswa KKN IPB Ciptakan SATU PADI, Petani Sukoharjo Punya Solusi Ampuh Lawan Hama Tikus

Kusumawati - Kamis, 07 Agustus 2025 12:12 WIB
KKN IPB - SUKOHARJOKAB06 dengan program SATU PADI membantu petani sukoharjo membasmi tikus (Soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Permasalahan hama tikus yang selama ini menjadi momok bagi petani di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, akhirnya menemukan solusi.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IPB hadir dengan program khusus bernama SATU PADI (Sapu Tikus untuk Produktivitas Padi), menawarkan metode alami dan ekonomis untuk memberantas hama perusak tersebut.

Tim KKN IPB - SUKOHARJOKAB06 yang terdiri dari M. Hanif Syarofi, Muhammad Nashir Sholahuddin, Ayyashy Putri Inar, Felisa Ailsa Prillia, Brevilda Mutiarasari Kusuma Dewi, Bima Rizqy Ramadhan, Athaya Syiraliesni Marvelianty, dan Rahmah Hadiyanah merancang program ini sebagai respons atas permintaan langsung dari perangkat desa dan masyarakat.

"Program ini digagas sebagai respons atas permintaan dari perangkat desa dan para petani yang telah lama menghadapi kerugian akibat serangan tikus," kata Brevilda, salah satu anggota tim KKN, Rabu (6/8).

Dua Inovasi Andalan: Repelen dan Rodentisida Alami

Para mahasiswa tidak hanya memberikan teori, tetapi juga mengajak petani untuk terlibat aktif dalam praktik pembuatan dua jenis pestisida alami: repelen dan rodentisida.

* Repelen Alami dari Buah Bentis (Mengkudu)
Repelen ini berfungsi untuk mengusir tikus, dibuat dari buah bentis yang difermentasi. Metode ini terinspirasi dari pengalaman Pak Suwarno, Ketua RT 03 Dukuh Grogol, yang telah berhasil menerapkannya.

Proses pembuatannya sederhana: 1 kg buah bentis matang dilumatkan, dicampur 5-6 liter air, lalu difermentasi selama 20-30 hari. Ekstraknya kemudian disaring dan disemprotkan pada tanaman padi yang sudah berumur minimal 20 hari.

* Rodentisida Alami dari Tembakau, Umbi Gadung, dan Urine Kelinci
Untuk membasmi tikus secara langsung, tim KKN memperkenalkan rodentisida alami yang menggabungkan bahan-bahan beracun alami.

Menurut Joko, Ketua GAPOKTAN Kenokorejo, efektivitas kombinasi ini sudah terbukti. Bahan-bahannya adalah 4 kg tembakau, 4 kg umbi gadung yang dicacah, dan sekitar 30 liter urine kelinci, dicampur dalam gentong 150 liter dan difermentasi minimal satu minggu. Setelah disaring, cairan ini dapat disemprotkan ke sawah.

Dengan adanya program SATU PADI ini, diharapkan petani di Kenokorejo dapat meningkatkan produktivitas hasil panen mereka tanpa harus khawatir akan serangan hama tikus yang merugikan.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS