Jateng Perluas Fortifikasi Pangan, Upaya Serius Lawan Stunting dan Tingkatkan Gizi Masyarakat

Kusumawati - Rabu, 06 Agustus 2025 19:17 WIB
Wagub Jateng Taj Yasin menghadiri Acara Peluncuran Dan Diseminasi Dokumen Analisis Situasi Fortifikasi Pangan Berskala Besar Di Provinsi Jateng 2025 di Metro Park Hotel Semarang, (Rabu, 06/08/2025). Foto:humasjateng (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga ketahanan pangan tidak hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas gizi. Hal ini diwujudkan dengan dukungan penuh terhadap upaya perluasan fortifikasi pangan, yaitu penambahan nutrisi pada makanan untuk meningkatkan nilai gizi.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), menyampaikan hal tersebut dalam acara Peluncuran dan Diseminasi hasil Analisis Situasi Fortifikasi Pangan Berskala Besar (FPBB) di Kota Semarang, Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, menjaga ketahanan pangan harus diiringi dengan memastikan makanan yang dikonsumsi masyarakat memiliki gizi yang baik, terutama dalam upaya menekan angka stunting.

“Ketika kita bicara ketahanan pangan, maka bukan hanya pangannya yang banyak. Akan tetapi kita juga harus memastikan bagaimana makanan itu baik, termasuk gizinya,” kata Gus Yasin.

Apresiasi untuk Para Inisiator dan Harapan untuk Masyarakat

Taj Yasin memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang terlibat dalam inisiasi fortifikasi pangan, seperti Universitas Diponegoro (Undip), UNICEF, Bappenas, dan sejumlah OPD terkait. Dengan adanya metode fortifikasi, ia berharap masyarakat dapat mengonsumsi makanan bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau.

“Memang masih butuh sosialisasi kepada masyarakat dalam mengonsumsi makanan yang nutrisinya dan gizinya tinggi,” tambahnya.

Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Wilayah Jawa, Arie Rukmana, menjelaskan bahwa fortifikasi pangan adalah metode yang aman dan sudah diterapkan sejak lama di Indonesia, seperti pada garam beryodium dan minyak goreng. Fortifikasi minyak goreng dengan Vitamin A, misalnya, telah dilakukan sejak 2010.

Arie sangat mengapresiasi keberanian Pemprov Jateng dan Undip dalam berinvestasi besar di bidang gizi. Ia meyakini, dengan intervensi kebijakan pemerintah, biaya masyarakat untuk mengakses makanan bergizi bisa diperkecil, didukung oleh APBD dan pemerintah pusat.

Tiga Elemen Penting untuk Kesuksesan Program
Arie Rukmana memaparkan tiga elemen penting yang dibutuhkan untuk menjalankan fortifikasi pangan secara efektif. Pertama adalah perumusan kebijakan yang kuat dari pemerintah. Kedua, mengajak industri pangan, dari hulu hingga hilir, untuk menerapkan inovasi ini. Terakhir, perlunya kampanye besar-besaran yang melibatkan media dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengedukasi masyarakat agar memilih gaya hidup sehat.

Selain menangani stunting, Pemprov Jateng dan UNICEF juga sepakat untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi mikro dan menekan potensi obesitas pada anak akibat konsumsi makanan cepat saji yang tak terkendali di masa depan.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS