Larang Setrum Tikus, Kapolres Sukoharjo Dukung Pengembangan Tyto Alba Untuk Basmi Hama Secara Alami

Kusumawati - Selasa, 11 Januari 2022 11:18 WIB
Kapolres Sukoharjo cek tempat karantina (penangkaran) TytonAlba atau burung hantu

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan membasmi hama tikus di persawahan dengan menggunakan jebakan listrik merupakan cara ilegal. Dan mengimbau para petani mengendalikan hama tikus dengan cara- cara alami.

Kapolda juga memberi instruksi melarang penggunaan setrum, kalau nekat akan dipidanakan.

“Polda Jawa Tengah memerintahkan menindak tegas pemilik atau pemasang jebakan tikus yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia,” kata Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho.

Menindaklanjuti imbauan tersebut, Kapolres Sukoharjo, gencar menyerukan pada petani agar tidak lagi menggunakan Strom listrik dalam memberantas hama tikus. Dan mengganti dengan predator alami musuh tikus seperti ular dan burung hantu (Tyto Alba).

“Kali kita lakukan peninjauan terhadap karantina burung hantu (Tyto Alba), dimana burung hantu ini merupakan jenis predator yang memakan tikus. Jadi burung ini dapat dimanfaatkan dilahan pertanian sebagai pengendalian hama tikus secara alami,” ujar Kapolres saat meninjau ke tempat pengembangan Tyto Alba P4s Harmoni Sukoharjo, Selasa 11 Januari 2022.

Kapolres menuturkan, pengendalian hama tikus dengan cara alami tersebut sangat disarankan karena tidak membahayakan.

"Jadi burung hantu (Tyto alba) ini merupakan karnivora yang dikenal menjadikan tikus sebagai musuh alami. burung ini dapat memangsa hingga 3 ekor tikus perhari. Dan dapat membunuh dengan cengkramannya sampai 10 ekor tikus perhari,” tambahnya.

Di beberapa tempat, lanjut Kapolres, kelompok petani sudah memanfaatkan satwa predator ini dan cukup efektif untuk mengendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi di persawahan. Karena itu, Kapolres mengapresiasi para petani yang memberdayakan burung hantu (Tyto alba) untuk membasmi tikus di persawahan.

Sri Wiji Astuti, Penyuluh pertanian Sukoharjo yang mengelola karantina Tyto Alba mengatakan karantina Tyto Alba di Sukoharjo mulai tahun 2015, untuk persiapan pengembangan mulai 2013. Selain manfaat untuk petani, tempat karantina juga untuk edukasi.

Diketahui populasi burung tyto Alba di Sukoharjo terus meningkat, saat ini terdata sekira 500 ekor.

"Manfaatnya besar sekali, burung ini sangat efektif memberantas tikus secara alami. Saat ini populasinya mencapai 500 ekor." Tandas Sri Wiji.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS