Kompetisi UOB Painting of The Year Tahun 2022, Ajak Seniman Menembus Batas

Kusumawati - Rabu, 27 April 2022 01:46 WIB
Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia Maya Rizano (kiri), Ketua Dewan Juri 2022 UOB Painting of the Year Agung Hujatnikajennong (tengah) dan pemenang kompetisi 2021 UOB Painting of the Year Meliantha Mulyawan (kanan) foto bersama usai peluncuran 2022 UOB Painting of the Year secara daring, Selasa (26/4/2022).

JAKARTA (Soloaja.co) - UOB Indonesia kembali meluncurkan kompetisi UOB Painting of the Year (POY) 2022. Kompetisi tahunan UOB POY ini merupakan kompetisi yang paling lama berlangsung di Singapura dan salah satu penghargaan seni tahunan paling bergengsi di Asia Tenggara, yakni program seni unggulan UOB yang bertujuan menemukan dan mengembangkan bakat seni di kawasan regional.

Maya Rizano, Head of Strategic Communications and Brand, UOB Indonesia, mengatakan, Selama lebih dari satu dekade, UOB Indonesia telah mendukung banyak seniman Indonesia dalam mengembangkan talenta mereka dan membantu seniman di seluruh Indonesia untuk terhubung dengan lebih banyak peluang di pentas seni di dalam negeri dan di regional.

“Kompetisi UOB POY telah memungkinkan kami memperdalam hubungan kami dengan komunitas seni karena kami terus mendorong semangat untuk berkarya serta pikiran kreatif masyarakat Indonesia. Dalam situasi yang penuh tantangan seperti sekarang ini, telah kita lihat bersama bagaimana seniman Indonesia secara konsisten mendorong batas-batas kreatif ke tingkat regional dan saya berharap mereka dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan, serta dapat terus menginspirasi lebih banyak seniman.” kata Maya Rizano, Selasa 26 April 2022.

Adapun juri dalam kompetisi UOB POY (Indonesia) 2022 antara lain:
1. Dr Agung Hujatnika (Ketua Dewan Juri), Kurator Independen dan Dosen pada Institut Teknologi Bandung;
2. Farah Wardani, Kurator Seni Rupa, Program Director Jakarta Biennale 2021 dan Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta (Dewan Kesenian Jakarta);
3. Syagini Ratna Wulan, Seniman Kontemporer, yang karyanya disimpan dalam koleksi publik di Singapore Art Museum, Obayashi Private Museum, Jepang, dan Bursa Indonesia

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pengajuan karya seni akan diterima secara digital. Pengajuan karya seni untuk UOB POY ini akan dimulai dari tanggal 26 April 2022 hingga tanggal 31 Juli 2022. Kompetisi ini ditujukan bagi warga negara dan penduduk tetap di seluruh Indonesia.

Pemenang dalam penghargaan UOB POY (Indonesia) 2022 akan diumumkan pada acara penghargaan pada 20 Oktober 2022. Pemenang penghargaan UOB POY (Indonesia) 2022 juga akan bersaing dengan pemenang dari Singapura, Malaysia dan Thailand untuk memperebutkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year yang akan diumumkan pada malam penghargaan di Singapura.

“Penghargaan bergengsi ini akan dianugerahkan kepada seniman dengan karya seni terbaik di kawasan regional.” Imbuhnya.

Selain hadiah uang tunai, satu pemenang dari empat negara pada tahun ini dapat berpartisipasi dalam program residensi seni di Fukuoka Asian Art Museum, Jepang untuk memungkinkan mereka belajar mengenai budaya seni negara tuan rumah dan berbagai pendekatan penciptaan seni.

Pemenang alumni UOB POY (Indonesia) 2021 terpilih untuk mengikuti residensi Fukuoka Asian Art Museum di Jepang

Sebagai pemenang kompetisi UOB POY 2021 dari Indonesia, Meliantha Mulyawan terpilih untuk ikut serta dalam residensi Fukuoka Asian Art Museum selama satu bulan yang akan berlangsung tahun ini di Jepang.

“Saya sangat terhormat telah diundang secara eksklusif dalam program residensi di Museum Seni Asia Fukuoka ternama dan menjadi pemenang UOB POY (Indonesia) pertama yang mengikuti program ini. Saya meyakini bahwa melalui program residensi tersebut, saya dapat memperoleh pengalaman berharga dari komunitas dan seniman kreatif yang memiliki visi serupa di Jepang; dan memiliki kesempatan berkolaborasi dan bertukar pikiran antar satu sama lain. Saya berharap dapat menginspirasi seniman Indonesia lainnya untuk menyalurkan kreativitas mereka kendati masih dijumpai tantangan-tantangan saat ini yang dapat memungkinkan apresiasi publik yang lebih kaya terhadap seni.” kata Meliantha.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS