Kolaborasi Bela Diri, Dakwah dan Musik, Gus Nabil Haroen Rilis Lagu 'Gita Pagar Nusa'

Kusumawati - Rabu, 23 Maret 2022 21:07 WIB
Ketua Umum Pagar Nusa NU Gus Nabil Haroen merilis lag 'Gita Pagar Nusa' (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) merilis lagu "Gita Pagar Nusa".

Lagu ini dipersembahkan sebagai langkah mengenalkan Pencak Silat Pagar Nusa ke masyarakat Indonesia dan publik yang lebih luas.

“Sebagai Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan ke publik melalui lagu ini. Karena saya anggap lagu ini bisa menyampaikan pesan dengan mudah dan baik,” kata Gus Nabil saat merilis lagu ‘Gita Pagar Nusa’ di Dapur Solo, Solo, Rabu 22 Maret 2022.

Gus Nabil juga menyatakan bahwa Pagar Nusa selama ini menjadi benteng persatuan kesatuan Indonesia, menjaga kiai, pesantren dan NKRI. Pencak Silat sebagai medium, yang di dalamnya berisi pertahanan diri, sikap, mentalitas, sekaligus juga spiritualitas.

“Pagar Nusa terus menyebarkan nilai-nilai filosofis pencak silat sebagai bela diri khas Nusantara yang senafas dengan spiritualitas, seni dan juga penghormatan terhadap alam dan kehidupan. Maka, seluruh gerak dan langkah Pagar Nusa diniatkan sebagai pengabdian terhadap guru-kiai, pengabdian terhadap pesantren, perjuangan untuk menjaga kesatuan Indonesia, dan pencarian Ridla Allah.” Ungkap Gus Nabil.

Pagar Nusa berusaha terus bermanfaat seluas-luasnya, dengan mengkader santri-santri di berbagai jenjang, baik padepokan silat hingga perguruan tinggi dan sekolah-sekolah. Jadi, pengkaderan berjenjang ini yang menguatkan Pagar Nusa, dan kadernya tersebar di berbagai level, menguatkan khidmah NU. Pagar Nusa juga tersebar di berbagai negara lain, yang memperkuat kepemimpinan di beberapa Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama.

“Lagu 'Gita Pagar Nusa', yang berisi filosifi berpencak silat dan berdakwah dalam koridor NU, namun menggunakan media seni populer untuk menjangkau publik yang lebih luas. Setiap kali kita mendengar kata Pencak Silat, maka ingatan kita selalu terngiang tentang tarian melayu yang cantik namun melumpuhkan, ya benar, Silek Minang gerakan yang indah, dinamis namun bisa menjadi senjata yang ampuh.” Imbuhnya.

Pagar Nusa dari namanya saja sudah jelas siap memagari Negeri atas kecintaannya kepada Bangsa, kebersediaanya berguna untuk saudaranya, tidak hanya merajut bahkan mempersembahkan asa dan cinta dalam hidupnya, itulah jurus, langkah dan nafas yang menjadikan santun akhlaknya, gagah, berwibawa dan baik dalam harokahnya sebagai Abdillah. Pantas saja hitam sebagai warna kemurnian dan kejujuran sedangkan Trisula seolah menjadi simbol yang mampu mewakili siapa itu Pagar Nusa.

“Kami diberikan amanah untuk melanjutkan titian silat ini menahkodai Pagar Nusa. Jika itu tentang Pagar Nusa bahkan yang tidak mungkinpun akan dijalani dan dilakoninya, sebab satu alasannya adalah Cinta dan Bersedia, begitu pundak telah dibaiat maka tidak ada yang layak diucapkan kecuali Bismillahirrahmanirrahim, la haula wala quwwata illa billah, la ghaliba illa billah.”

Yang istimewa, untuk mewujudkan sajian musik Gita Pagar Nusa ini, semua proses hanya dilakukan dengan waktu 17 jam saja. Tim Pagar Nusa dibantu Sastro Adi, yang juga seorang musisi Indonesia, meramu padu dengan rancak musik melayu.

"Saya berbangga, bahwa seluruh proses penciptaan ini mengandalkan sumber daya dari kader-kader Pagar Nusa. Kami buktikan, bahwa Pagar Nusa mampu berkarya dalam bela diri dan seni. Mari, dengan semangat kolaborasi, kita berdakwah menjangkau publik yang lebih luas," pungkasnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS