KADIN Solo Uji Dua Paslon Walikota Siapkah Mengawal Transformasi Surakarta Menuju Indonesia Emas 2045

Kusumawati - Jumat, 04 Oktober 2024 08:33 WIB
KADIN Solo Uji Dua Paslon Walikota Siapkah Mengawal Transformasi Surakarta Menuju Indonesia Emas 2045 (Soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) – Kantor Dagang dan Industri Indonesia Cabang Surakarta (KADIN Solo) menggelar diskusi lewat acara Sambung Rasa Kadin dengan Calon Pemimpin Kota bertema “Mengawal Transformasi Surakarta Menuju Indonesia Emas 2045” di Ballroom The Sunan Hotel Solo, Jumat 4 Oktober 2024, malam.

"Kadin Solo mengambil peran dalam mensukseskan Pilkada Solo. Kami ingin mendengar keberlanjutan sebuah program pembangunan setiap bidang diharapkan pada pemimpin mendatang. Bagaimana memajukan kota kita tercinta Surakarta. Karena Pilkada bukan hanya pesta demokrasi tetapi pesta kolaborasi, kooperasi dan semua hal," kata Ketua Komite Tetap Bidang MICE Kadin Solo, Daryanto, dalam jumpa pers di Kantor Kadin, Kamis 3 Oktober 2024.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto menegaskan bahwa posisi Kadin netral dalam kaitannya dengan Pemilukada Solo 2024 kendati kedua pasangan calon (paslon) yang maju merupakan bagian dari keluarga besar Kadin Solo.

“Kadin netral, tidak memihak siapapun. Kadin hanya mempunyai politik satu yaitu kesejahteraan melalui perkembangan dunia usaha,” ujar Ferry Septha Indrianto.

Di acara ini nanti akan bicara soal Surakarta secara utuh. Ke depan Surakarta mau dibawa kemana. Dikemas dalam bentuk dialog tidak ada perdebatan, antara Paslon Teguh Prakosa - Bambang Gage dengan Paslon Respati Ardi - Astrid Widayani.

“Saya akan menyampaikan secara makro dan tegas bahwa kota Solo tidak bisa berdiri sendiri tetapi menjadi hub daerah-daerah sekitarnya. Intangible aset harus diraih kembali dengan kolaborasi. Supaya kita mampu menghadirkan, membiayai, dan menyelesaikan ketidakpastian yang terjadi di kota Solo ini,” urainya.

Melalui Sambung Rasa, pihaknya juga ingin menyampaikan kepada calon pemimpin kota Solo ke depan agar tidak meninggalkan sumber daya lokal. Misalnya, event dan proyek pembangunan boleh banyak tetapi sumber daya lokal harus dikuatkan agar tidak terjadi ketimpangan.

“Apalagi tahun depan pemerintah menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 8 persen. Maka itu dibutuhkan pemimpin yang menyadari pentingnya sumber daya entitas lokal. Selain itu tidak boleh melihat Solo saja tetapi butuh upaya kerjasama sehingga aglomerasi yang sudah ditargetkan bisa jadi pedoman atau petunjuk,” tandasnya.

Dipaparkan, perkembangan perekonomian daerah sangat ditopang keberhasilan entitas dunia usaha lokal di kota Solo. Penting untuk dipahami bagaimana cara pemimpin kota Solo di masa depan melihat entitas dunia usaha lokal.

Ditanya soal pemimpin yang ideal bagi kota Solo, Ferry Septha Indrianto mengatakan bahwa Pemimpin harus konsekuensi, mampu melihat Solo secara utuh sehingga Solo akan menguat secara potensi. Kendati secara tangible memang sudah hilang 90 persen karena otonomi daerah, namun secara intangible masih luas melalui kolaborasi dengan daerah Soloraya.

“Pemimpin harus bisa menjawab ketidakpastian. Apa yang dilakukan mas Gibran itu sebuah percepatan tapi what’s next? Apa yang harus digenjot setelahnya. Apa yg membuat negara gagal itu krn pola pembangunan tidak inklusif, tidak mendayagunakan lokal. Kita tdk mau spti itu,” ungkapnya.

Sementara itu Wakil Ketua Bidang Sosial, Budaya, dan Pariwisata, RAy Febri Hapsari Dipokusumo menambahkan, bahwa acara Sambung Rasa Kadin dengan keempat calon pemimpin kota Solo tersebut bukanlah untuk berdebat melainkan diskusi untuk menitipkan isu-isu yang terjadi di Kota Solo kepada paslon.

“Rencananya, dalam acara Sambung Rasa besok juga akan dilakukan penyerahan buku peta aglomerasi Soloraya dari Kadin kepada para paslon sebagai bekal siapapun yang akan menjadi pemimpin kota Solo." Imbuh Febri Dipokusumo.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS