Dampak Kepemimpinan Jokowi Terhadap Perkembangan Kereta Api di Indonesia

Redaksi Daerah - Kamis, 03 Oktober 2024 16:25 WIB
Perkembangan Kereta Api di Bawah Kepemimpinan Jokowi: Apa Saja Pencapaiannya?

JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia berkembang pesat dengan berbagai proyek besar yang terus berjalan dan inovasi yang diperkenalkan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengklaim selama periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari tahun 2014 hingga 2024, telah menjadi era monumental pembangunan transportasi kereta api di seluruh Indonesia.

Berikut beberapa capaian perkembangan perkeretaapian indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Pembangunan Jalur Kereta Api yang Masif

Sejak tahun 2015, pembangunan jalur kereta api terus berlangsung secara intensif. Hingga 2024, total terdapat 1.731,34 km jalur kereta telah dibangun di berbagai wilayah Indonesia.

Jalur-jalur tersebut terdiri dari jalur dwi ganda, jalur ganda, jalur baru, serta reaktivasi jalur lama yang tersebar di 55 lokasi. Proyek ini diklaim Budi Karya berhasil meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang dilalui.

"Total panjang jalur kereta yang telah dibangun mencapai 1.731,34 kilometer, tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yang meliputi pembangunan jalur dwi ganda, jalur ganda, jalur baru, dan reaktivasi," terang Budi Karya, dikutip Senin, 30 September 2024.

Peningkatan Perawatan dan Elektrifikasi Jalur

Selain membangun jalur baru, pemerintah juga melakukan peningkatan dan perawatan terhadap jalur yang ada sepanjang 1.900 km. Pengerjaannya mencakup perawatan rutin serta penguatan infrastruktur agar jalur kereta api tetap andal dan aman.

Tak hanya itu, menurut Budi proyek elektrifikasi juga dilakukan dengan menambah 522 km jalur kereta bertenaga listrik. Upaya elektrifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendukung pengembangan transportasi kereta api ramah lingkungan.

Inovasi Teknologi dan Transportasi Modern

Menhub juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam pengembangan transportasi kereta api. Salah satu bukti nyata dari inovasi ini adalah kehadiran MRT Jakarta, LRT Jabodebek, serta proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Budi Karya mengklaim kereta cepat yang kini dikenal dengan nama "Whoosh", menjadi simbol modernisasi dan kemajuan teknologi transportasi Indonesia.

"Terus berinovasi dalam pelayanan dan teknologi, serta meningkatkan kinerja guna memenuhi harapan masyarakat, karena inovasi yang ditingkatkan dapat membawa citra yang baik bagi pengembangan transportasi," tambah Budi Karya.

Investasi dan Pendanaan yang Besar

Dalam hal pendanaan, proyek perkeretaapian di Indonesia telah menelan anggaran yang sangat besar, mencapai Rp223,87 triliun. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga mendapatkan dukungan melalui skema public service obligation (PSO) senilai Rp26,027 triliun selama periode 2015-2024.

Dana ini dialokasikan untuk mendukung operasional PT KAI dalam memberikan layanan transportasi yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Jumlah Penumpang dan Keuntungan KAI

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun pada tahun 2023, jumlah tersebut meningkat 11 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 1,68 triliun. Selain itu, pendapatan KAI pada 2023 tercatat sebesar Rp 35,10 triliun, lebih tinggi dari tahun 2022 yang mencapai Rp 25,57 triliun.

Pada semester I tahun 2024, KAI berhasil mengangkut 218,96 juta penumpang, meningkat 22 persen dibandingkan semester I tahun 2023 yang mencatat 179,57 juta penumpang. Dalam periode bulan Januari hingga Agustus 2024, jumlah penumpang yang diangkut KAI mencapai 229 juta orang.

Pada bulan Mei 2024 saja, jumlah penumpang kereta api di Indonesia tercatat sebanyak 35,15 juta orang, termasuk penumpang kereta di Pulau Jawa dan Sumatra, serta kereta bandara.

Melalui berbagai pembangunan dan inovasi, Budi Karya optimis transportasi kereta api di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta perekonomian nasional.

Ke depan, diharapkan lebih banyak wilayah yang terhubung dengan jalur kereta, baik melalui jalur baru maupun elektrifikasi, sehingga Indonesia dapat semakin bersaing di kancah internasional dalam hal transportasi modern.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 30 Sep 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 03 Okt 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS