Jawara Penyaluran KUR, Jawa Tengah Cetak Rekor Penyerapan Terbesar Nasional
SEMARANG (Soloaja.co) - Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan menjadi provinsi penyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia. Capaian ini menjadi bukti nyata geliat ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah ini.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Dr. Ferry Irawan, mengungkapkan data membanggakan ini dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Semarang, Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, hingga 31 Agustus 2025, realisasi penyaluran KUR secara nasional telah mencapai Rp180,01 triliun, dengan total 3,07 juta penerima.
Dari angka tersebut, Jawa Tengah menempati posisi puncak dengan penyaluran sebesar Rp30,48 triliun, atau 16,9 persen dari total nasional. Jumlah penerimanya mencapai 590.316 debitur.
- Sensasi Sehat dan Lezat di Maha Bodhi Eatery: CASA FINA Café & Healthy Bar dan HANNARI Japanese
- Di Tengah Kontroversi Pestapora, 5 Musisi Donasikan Honor Mereka
"Ini membuktikan bahwa pelaku UMKM di Jawa Tengah benar-benar memanfaatkan KUR secara optimal. Hal ini juga didukung posisi PT Jamkrida sebagai penjamin risiko dan peran Bank Jateng sebagai penyalur," tegas Ferry.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyampaikan rasa syukurnya atas capaian ini. Ia menilai keberhasilan ini adalah hasil kerja keras bersama antara pemerintah daerah, perbankan, penjamin, dan para pelaku usaha.
“Alhamdulillah, penyerapan KUR di Jawa Tengah menjadi yang terbesar secara nasional. Harapan kami, KUR tidak hanya memperkuat sektor pertanian, tetapi juga menggerakkan industri padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Yasin.
- Polemik Proyek Jalan Pandanaran Boyolali, Kontraktor Bermasalah Tuai Sorotan
- 6 Kebiasaan Cerdas untuk Tingkatkan IQ
Dukungan untuk Sektor Pertanian dan Industri
Dalam acara tersebut, pemerintah juga menunjukkan komitmennya dengan menyerahkan simbolis Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) kepada sejumlah pengusaha. Salah satunya adalah Totok Rusdiyanto, pengusaha jasa persewaan alsintan dari Bank Jateng dengan plafon Rp505 juta.
Penyerahan serupa juga dilakukan kepada Antok (calon debitur BRI, plafon Rp550 juta), Kaharudin (calon debitur Bank Mandiri, plafon Rp520 juta), dan Achmad Samsul Hadi (calon debitur BNI, plafon Rp540 juta).
Taj Yasin berharap, FGD ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara semua pihak terkait. Dengan sistem yang semakin baik, ia yakin Jawa Tengah bisa terus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, bahkan menjadi kontributor terbesar bagi ketahanan pangan nasional.
"Kalau sistemnya bagus, saya rasa sumbangan kita untuk ketahanan pangan bisa lebih besar lagi, bahkan bisa menjadi nomor satu," pungkasnya.