ISI Solo Revitalisasi Jaranan Bocah Kediri Melalui Program Inovasi Seni Nusantara

Kusumawati - Selasa, 25 November 2025 09:44 WIB
Dolanan Jaranan bocah khas Kediri (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) — Kelompok jaranan bocah Putra Agung Wijaya dari Desa Besowo, Kepung, Kabupaten Kediri, yang seluruh anggotanya berusia 7–15 tahun, kini memasuki babak baru dalam perjalanan artistik mereka.

Kelompok yang selama ini belajar secara organik melalui tayangan digital kini mendapatkan dukungan strategis melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN), sebuah inisiatif dari Kementerian Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Program ini, yang dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa ISI Solo, bertujuan untuk menjawab tantangan revitalisasi, penguatan ekosistem seni tradisi, dan menegaskan kembali Jaranan sebagai identitas budaya penting masyarakat Kediri.

Mentransformasi Kreativitas Jaranan Bocah

Tim PISN ISI Solo, yang diketuai oleh Sri Lestariningsih, M.Sn. (Prodi Etnomusikologi), bekerja secara multidisiplin dengan melibatkan dosen dari Prodi Destinasi Pariwisata, Teater, dan Film/Televisi, serta mahasiswa. Mereka melakukan serangkaian pelatihan artistik-edukatif yang berhasil meningkatkan kualitas pertunjukan kelompok tersebut.

Output utama program ini mencakup:
* Inovasi Musik: Penciptaan karya musik baru, yaitu Gending Pambuka dan Gending Rampak Jaran.
* Pengembangan Koreografi: Penyusunan pola lantai rampak jaran yang lebih terstruktur dan kreatif.
* Peningkatan Kapasitas: Pelatihan mendalam mengenai teknik panggung, blocking, spacing, dan tata pentas.
* Optimalisasi Digital: Pelatihan konten videografi, editing, dan pengelolaan media sosial untuk promosi.

Sri Lestariningsih, M.Sn., Ketua Program, menyampaikan bahwa keunikan kelompok ini terletak pada semangat mereka untuk menjaga tradisi. "Tugas kita adalah memastikan mereka tumbuh dengan kapasitas artistik juga teknis, kelembagaan, dan visi yang kuat agar kesenian ini hidup dan relevan," ujarnya.

Fondasi Profesionalitas dan Ekonomi Kreatif

Selain aspek artistik, PISN juga berfokus pada pembinaan tata kelola organisasi. Kelompok Putra Agung Wijaya, yang sebelumnya hanya memiliki nomor induk, kini dibimbing untuk menyusun draf AD/ART sebagai langkah awal pengajuan badan hukum.

Pendampingan juga mencakup pelatihan manajemen organisasi, pembukuan keuangan, strategi pemasaran digital, penyusunan strategi harga yang transparan, hingga pembukaan rekening kelompok demi akuntabilitas keuangan.

Guna mendukung peningkatan daya tarik pertunjukan, program ini juga memfasilitasi pengadaan dan perbaikan sarana penting, seperti gamelan, kostum, properti pertunjukan (jaran kepang dan ganongan), gapura panggung, dan lighting. Seluruh sarana ini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan ekosistem pertunjukan yang bernilai ekonomi.

Puncak Acara: Festival Jaranan Bocah

Rangkaian program PISN akan mencapai puncaknya dalam Festival Jaranan Bocah yang akan digelar di SDN 2 Besowo, pada Sabtu (6/12).
Festival ini dirancang sebagai ruang apresiasi dan edukasi publik, dengan rangkaian kegiatan meliputi:
* Workshop Filosofi Jaranan: Edukasi bagi anak-anak dan masyarakat.
* Pemutaran Film Dokumenter: Film berdurasi 15 menit yang merekam totalitas perjalanan program PISN.
* Pentas Seni: Penampilan dari TK Dharmawanita Besowo 3, TK Dharmawanita Besowo 4, Tapos Sehat 2, dan SDN Besowo 2.
* Bazar UMKM: Melibatkan komite sekolah dan pelaku usaha lokal.

Melalui pendampingan terstruktur ini, kelompok Putra Agung Wijaya diharapkan dapat bertransformasi dari sekadar hobi menjadi unit seni yang profesional, memiliki nilai ekonomi, dan berkontribusi signifikan pada ekosistem ekonomi kreatif daerah.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS