Hindari 6 Hal Ini Jika Ingin Sukses Berbisnis di Instagram
JAKARTA (Soloaja.co) - Menjadi pelaku usaha online menjadi pilihan pada era pandemi saat ini. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, adanya sosial media juga banyak dijadikan sebagai wadah untuk berbisnis. Salah satu kanal media sosial favorit saat ini adalah Instagram.
Dilansir dari laman resmi TrenAsia.com jaringan media Soloaja.co Menggunakan Instagram sebagai media dalam berjualan sangatlah mudah, namun ada beberapa kesalahan umum yang perlu anda hindari agar tidak gagal di tengah jalan. Apa saja itu?
- Mantap, UNS Raih Peringkat Enam Nasional Webometrics 2022
- Menginspirasi #KamiPeople KAMI Resmikan Butik ke 21 di Solo
1. Tidak memiliki perencanaan bisnis
Jangan hanya mengandalkan kekuatan modal atau tren bisnis yang sedang naik daun, perencanaan bisnis juga perlu dipersiapkan. Perencanaan bisnis yang matang dapat menjadi pegangan anda agar dapat berfokus membesarkan usaha dan juga meminimalisir resiko kegagalan dalam berbisnis. Selain itu, rencana bisnis juga sangat diperlukan dalam menjaring investor untuk mengembangkan bisnis.
Perencanaan ini dapat anda mulai dengan visi dan misi usaha yang dibangun, deskripsi usaha, produk atau layanan yang dijual, keunikan prosuk, analisis pasar, rencana pemasaran hingga perencanaan keuangan.
2. Fondasi branding yang kurang kuat
Dalam membangun usaha dengan brand sendiri, tentu saja membutuhkan stragegi branding yang kuat. Media sosial sebagai etalase usaha akan lebih menarik apabila memiliki konsep yang jelas. Pastikan konsep branding anda matang, meliputi nama, logo usaha, juga semua aspek yang berhubungan dengan produk atau layanan yang anda tawarkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai konsep branding yang kuat adalah konten yang berkualitas. Konten berkualitas adalah cara efektif menarik orang agar mau mengenal brand anda. Lalu, jaga konsistensi dengan membuat ciri merek yang kuat. Itu bisa anda tuangkan dalam pemilihan foto atau konten Instagram, gaya penulisan caption, pemakaian tanda tagar, hingga pemilihan filter foto yang konsisten.
- Gandeng Bank Indonesia, Roemah Tiga Adakan Seminar dan Webinar Nasional Outlook Ekonomi
- Kolaborasi Tiga Fakultas UNS, Pentaskan Wayang Kulit Lakon Pangaribawaning Catur Dharma
3. Strategi harga yang salah
pastikan anda telah melakukan riset tentang segmen pasar yang jadi incaran sebelum menentukan harga yang pantas. Apabila harga barang yang dipasang terlalu mahal untuk target pasar yang disasar, produk akan sulit terjual. Begitu juga sebaliknya, ketika harga yang ditetapkan terlalu rendah bagi segmen pasar yang diincar, branding produk menjadi kurang konsisten sehingga menyulitkan penjualan.
4. Memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit
Berbeda dengan berdagang, berbisnis membutuhkan komitmen dan strategi jangka panjang, sehingga membutuhkan modal usaha yang memadai. Setidaknya, anda perlu menyiapkan strategi permodalan minimal untuk setahun kedepan. Buatlah berbagai skenario dari mana sumber modal usaha, apakah dari kantong Anda sendiri? Bila modal dari uang pribadi menipis, apa skenario cadangan permodalan. Dengan begitu, Anda bisa menghindari kegagalan bisnis di tengah jalan hanya karena salah mengantisipasi kebutuhan modal.
- Imlek 2573 Shio Macan Air Tahun Perubahan, Apa Maknanya?
- Kemendag Segel Usaha Robot Trading Ilegal PT DNA Pro Akademi
- Ini Manfaat dan Peluang Bisnis Tanaman Porang
5. Lupa membangun sistem bisnis
Sebuah bisnis yang baik biasanya membutuhkan sistem yang tertata dan sulit berkembang bila terjebak pada “one man show”. Usaha yang dibangun relatif rentan apabila pemilik usaha bertindak sekaligus sebagai investor, mengurus dapur produksi, pelaksana operasional hingga menangani pemasaran dan penjualan harian sekaligus. Hal ini dikarenakan bisnis tersebut cenderung bergantung pada satu orang alih-alih mengandalkan sistem. Untuk menghindari hal ini anda dapat merekrut tenaga sumber daya manusia secara bertahap sesuai kebutuhan dan perkembangan bisnis.
6. Meremehkan administrasi keuangan
Sebagai seorang pembisnis, pastikan anda disiplin memisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, termasuk pencatatannya.
Dengan begitu, anda memiliki catatan finansial usaha yang jelas, tidak lagi tercampuri dengan keuangan pribadi. Jangan lupa pula untuk lebih dulu memperkuat finansial pribadi agar kelangsungan bisnis anda bisa lebih lama. (*)