Hampir 90% Jalan Provinsi di Jateng Kini Mulus, Pengamat Ungkap Tantangan ke Depan

Kusumawati - Sabtu, 06 September 2025 13:31 WIB
Perbaikan infrastruktur jalan provinsi Jateng (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) - Kondisi jalan di Provinsi Jawa Tengah kini semakin "mantap", dengan perbaikan infrastruktur jalan yang sudah mencapai hampir 90 persen. Keberhasilan ini tak lepas dari percepatan yang dilakukan oleh jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terutama di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin.

Hingga Agustus 2025, Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah mencatat, 89,9% atau setara 2.195 kilometer dari total 2.440 kilometer jalan provinsi sudah dalam kondisi baik. Angka ini merupakan hasil dari berbagai paket perbaikan, mulai dari pemeliharaan rutin, rehabilitasi, hingga preservasi.

"Sudah hampir 90 persen kondisi jalan provinsi kita mantap. Tinggal sekitar 10 persen yang sedang dalam proses pengerjaan," ujar Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, AR Hanung Triyono, di Semarang.

Keberhasilan ini juga diamini oleh pengamat jalan dan transportasi Universitas Diponegoro (Undip), Dr. Yudi Basuki. Menurutnya, kondisi jalan di Jawa Tengah secara umum sudah terlihat aman dan bagus. "Berdasarkan data jaringan jalan, jalan di Jawa Tengah itu cenderung baik dan sedang. Hanya ada sedikit yang rusak di Demak, Kudus, dan Blora, itu pun karena faktor alam seperti abrasi atau beban jalan," jelas Yudi.

Yudi Basuki pengamat jalan dan transportasi UNDIP

Pasca-Perbaikan: Pentingnya Pemeliharaan Jangka Panjang

Meskipun kondisi jalan sudah membaik, Yudi Basuki menekankan bahwa tantangan selanjutnya adalah bagaimana menjaga agar jalan tetap awet. Salah satu kunci utama adalah skema pemeliharaan yang tepat, agar anggaran perbaikan tidak terus membengkak.

Menurut Yudi, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
* Reaktivasi Jembatan Timbang: Jembatan timbang menjadi salah satu instrumen penting untuk mencegah kendaraan ODOL (over dimension over load). Dengan mengontrol beban muatan, kerusakan jalan akibat tonase berlebih bisa diminimalisir.

* Penertiban ODOL Bertahap: Regulasi dan kesadaran bersama perlu ditingkatkan. Yudi menyarankan sosialisasi bertahap kepada sopir dan pengusaha angkutan. "Zero ODOL harus bertahap. Mereka perlu dipahamkan tentang prinsip keadilan jalan, di mana jalan adalah ruang publik yang dibiayai dari pajak kita semua," kata Yudi.

* Pemanfaatan Teknologi: Diperlukan aplikasi monitoring yang akurat untuk memprediksi kapan sebuah jalan butuh perbaikan dan pemeliharaan. Model ini dapat terintegrasi dengan skema anggaran tahunan, sehingga perawatan jalan lebih merata dan tepat sasaran. Aplikasi seperti Jalan Cantik milik DPU Jateng sudah bagus, namun Yudi menilai perlu adanya fitur tambahan untuk memastikan pemerataan perbaikan di seluruh wilayah.

Target Anggaran dan Pengerjaan

Hanung Triyono menambahkan, pada tahun anggaran 2025 ini, DPU Jateng memiliki 79 paket pekerjaan jalan. Dari jumlah tersebut, realisasi anggaran sudah mencapai sekitar 40% dan ditargetkan bisa meningkat hingga 65% pada September.

Beberapa ruas jalan strategis masih dalam proses pengerjaan, termasuk Brigjen Sudiarto di Kota Semarang dan ruas Semarang–Godong. Hanung optimis mayoritas paket pekerjaan bisa rampung pada Desember, terutama pekerjaan rehabilitasi aspal yang ditargetkan selesai lebih cepat.

Dengan capaian ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaatnya, terutama untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas dan mudik Lebaran 2026 mendatang. "Kami mohon maaf bila ada keterlambatan atau kendala di lapangan. Semua ini kami kerjakan agar jalan mantap bisa digunakan masyarakat," tutup Hanung.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS