Eva Yuliana Sosialisasikan Semangat NKRI Melalui Film Kadet 1947
SOLO (Soloaja.co) - Perlu inovasi aksi kegiatan untuk lebih menanamkan jiwa Pancasila, NKRI, UUD 54 dan Bhinneka Tunggal Ika pada masyarakat. Salah satunya seperti yang dilakukan anggota DPR RI Eva Yuliana, yakni dengan media film.
Politisi Nasdem ini mengajak konstituennya memahami nasionalisme dari pesan yang disampaikan film semi dokumenter buatan anak negeri bergenre drama perang Indonesia yang disutradarai dan ditulis Rahabi Mandra dan Aldo Swastia.
"Melalui film ini kita diingatkan kembali tentang perjuangan para pahlawan kita, dari mulai hal-hal yang detail dalam menunjukkan kepada dunia kedaulatan udara Indonesia," kata Eva Yuliana, saat nonbar di XXI Paragon Mall Solo, Jumat 10 Desember 2021.
- Ratusan Pelajar Tuban Serukan Deklarasi Nasionalisme Multikultural di TITD Kwan Sing Bio
- UNS Innovation Festival, Didukung 4 Kementerian
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari film Kadet 1947, yakni tentang kesatuan bangsa, nilai kesabaran yang harus dimiliki dan nilai kedisiplinan yang harus ditiru oleh semua anak bangsa.
Semangat ini yang diberikan dalam film Kadet 1947, dan kembali menyemangati kita untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan," Kata Eva.
Nonbar Kadet 1947 juga didukung oleh wakil ketua MPR-RI Lestari Moerdijat, dengan peserta konstituen dari dapil V Jateng.
Film yang dilaunching tahun 2021 ini terinspirasi peristiwa misi serangan udara pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pada 29 Juli 1947.
Mereka yang terlibat dalam serangan udara mengempur markas pertahanan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa itu adalah para kadet (calon penerbang AU) di Maguwo, Yogyakarta.
Dikisahkan, Indonesia dan Belanda baru saja melakukan perundingan Linggarjati, dimana isi kesepakatan adalah Belanda mengakui status kemerdekaan Indonesia dan akan segera angkat kaki.
Beberapa bulan setelahnya, rupanya Belanda melanggar kesepakatan dengan melakukan serangan ke wilayah Jawa dan Sumatera untuk kembali menguasai Indonesia. Dikenal dengan Agresi Militer Belanda I.
Disisi lain, sekelompok kadet dari sekolah penerbang AU di Maguwo, yaitu Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio), terpanggil untuk ikut serta berjuang melawan Belanda
Namun, mengingat mereka masih berstatus penerbang pelajar, maka ambisi untuk ikut bertempur menggunakan pesawat tidak mendapat izin dari para petinggi AU saat itu.
- Buka Munas V IKA UNS, Rektor UNS Beberkan Prestasi Pada Alumni UNS
- Penyertaan Modal Naik, Deviden Bank Jateng Sukoharjo Lebih Rp 30 Miliar
- Erick Thohir Angkat Darmawan Prasodjo Jadi Dirut PLN, Ini Jajaran Direksi PLN Yang Baru
Para petinggi AU tersebut dipimpin oleh KASAU Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma (Mike Lucock), Adisutjipto (Andri Mashadi), Abdulrachman Saleh (Ramadhan Al Rasyid), dan Halim Perdanakusuma (Ibnu Jamil).
Tak patah semangat, para kadet terus melakukan usaha dengan meminta bantuan anggota AU lainnya, yakni sersan udara Tardjo (Wafda Saifan), penembak udara Dul (Chicco Kurniawan), dan Kapoet (Fajar Nugra).
Atas kegigihan dan semangat pantang menyerah, para kadet ini akhirnya dilepas KASAU Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma dan Halim Perdanakusuma, meskipun sebenarnya tidak dizinkan, namun juga tidak dihalangi.
Flm ini tidak hanya berkisah tentang perjuangan membela kedaulatan negara saja, namun juga menonjolkan sekelompok anak muda yang sedang melakukan pembuktian diri. Dan juga dibumbui dengan konflik persahabatan, serta bumbu kisah cinta.