Bubur Samin Banjar Masjid Darussalam Kembali Disajikan, Tradisi Ramadhan Sejak 30 Tahun Silam

Kusumawati - Minggu, 03 April 2022 20:27 WIB
Tradisi bubur Samin Banjar di Masjid Darussalam Jayengan Solo (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Masjid Darussalam Jayengan Solo kembali menggelar tradisi takjil bubur Samin Banjar. Setelah sempat libur selama dua ramadhan, mulai digelar kembali.

Mulai Minggu 3 April 2022, Masjid yang berdiri sejak tahun 1965 ini setiap hari selama Ramadhan, membuat 1300 porsi bubur Samin.

"Setelah absen selama dua tahun karena pandemi, Masjid Darussalam Jayengan Solo kembali membuat dan membagikan takjil Bubur Samin Banjar." Ungkap Noor Choolis, ketua panitia Ramadhan Masjid Darussalam, saat memberikan keterangan pada media, di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, Minggu 3 April 2022.

Pembagian bubur akan dilakukan setiap hari selama Ramadhan, dengan menggunakan bahan 45 kg beras ditambah sayur, daging dan bumbu rempah rempah yang khas, utamanya minyak Samin, Banjar, Kalimantan.

Setiap hari, bubur mulai dibuat jam 13.00 siang, dengan proses masak selama dua jam. Sekira jam 16.00 bubur mulai dibagikan. Masyarakat sudah antri dengan tempat makan atau rantang.

Proses pembuatan bubur Samin Banjar di Masjid Darussalam Solo memerlukan waktu sekira 2 jam, dibagikan mulai pukul 16.00 sore setiap hari selama Ramadhan

"Tahun ini kami kembali membagikan bubur Samin, kami persilahkan masyarakat datang, tapi karena masih pandemi kami harap masyarakat antri dan memenuhi protokol kesehatan dengan tertib," tandas Noor Cholish.

Mengapa bubur Samin Banjar ?

HM Rosyidi Muhdhor, ketua takmir masjid Darussalam menjelaskan sejak berdiri tahun 1965, sebelumnya Masjid Darussalam adalah sebuah langgar, dan selama Ramadhan selalu menjalankan buka puasa bersama.

"Sejak berdiri setiap Ramadhan selalu diadakan buka puasa bersama. Menu buka waktu itu bermacam-macam seperti Soto Banjar, Masak Kuning, Lepet, Nasi Samin, dan Bubur Samin. Dan mulai 1985 baru ditetapkan membagikan bubur Samin Banjar terus sampai saat ini." Kata HM Rosyidi,

Kampung Jayengan Solo, yang merupakan kampung warga Martapura Kalimantan Selatan, yang merantau ke Solo.

"Kami keturunan kelima dari pedagang permata yang datang ke Solo, waktu itu leluhur kami datang ke Solo untuk memenuhi kebutuhan perhiasan keluarga Kerajaan." Imbuh Yusuf Ahmad Alkatiri, Ketua Jayengan Kampung Permata (JKP).

Mulai tahun ini juga, JKP mendeklarasikan Bubur Samin Banjar selama bulan Ramadhan menjadi wisata religi Ramadhan Masjid Darussalam Jayengan Solo.

Selain bulan Ramadhan, bubur Samin ini juga dibuat pada malam nisfu Syaban dan 10 suro namun disebut Bubur Suro.

Selama 30 tahun lebih bubur Samin Banjar sudah menjadi tradisi Masjid Darussalam, hingga banyak masyarakat luar kota Solo yang ikut antri mendapatkan bubur khas ini. Termasuk ada masyarakat dari kalangan non muslim juga ikut antri minta bubur.

"Bahkan ada seorang warga keturunan cina dengan mobil mewah ikut antri bubur, setelah ditanya ia mengaku bubur tersebut untuk obat bagi ibunya yang sedang sakit. Memang bubur ini berbeda dengan bubur biasa, karena menggunakan rempah rempah maka setelah makan tubuh menjadi hangat, mungkin itu yang bisa menjadikan sebagai obat," imbuh Yusuf.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS