BI Solo Dorong Kemandirian Pesantren Dengan Teknologi Pertanian Green House

Kusumawati - Kamis, 31 Maret 2022 15:33 WIB
Panen melon hasil pendampingan BI Solo di Ponpes Darul Abror di Karanggede Boyolali

BOYOLALI (Soloaja.co) - Bank Indonesia (BI) Solo menggandeng sejumlah pondok pesantren untuk bisa maju berkembang dalam hal kemandirian berwirausaha.

Pengembangan unit usaha disektor perikanan dan pertanian melalui Hebitren ini merupakan salah satu bentuk dukungan BI terhadap program pesantrenpreneur untuk mendorong kemandiran ekonomi pesantren dan mengerakkan ekonomi kerakyatan.

“Inovasi budidaya perikanan dengan sistem bioflok dan pertanian berbasis teknologi greenhouse Hebitren Solo Raya menjadi upaya penguatan nilai tambah usaha pondok pesantren dan harapannya dapat direplikasi oleh pesantren lainnya.” Ungkap Kepala BI solo Nugroho Joko Prastowo, saat panen raya melon milik Pondok Pesantren Darul Abror Karanggede Boyolali, Kamis 31 Maret 2022.

Usaha budidaya perikanan yang tergabung dalam ekosistem Hebitren Solo Raya telah diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Bupati Karanganyar, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo di Ponpes Hidayatul Ulum Kabupaten Karanganyar pada tanggal 23 Februari 2022. Selanjutnya, pada tanggal 31 Maret 2022, dilakukan panen perdana demplot budidaya melon berbasis teknologi greenhouse di Pondok Pesantren Darul Abror Karanggede Boyolali.

Pondok pesantren kini diupayakan tidak hanya sebagai pusat kegiatan pendidikan ilmu agama, namun dapat menjadi pusat kegiatan wirausaha. Untuk membangun karakter entrepreneurship atau kewirausahaan tangguh bagi santrinya dan masyarakat sekitar. Karena Pesantren bukan hanya tempat untuk “ngaji fikih, tapi juga "ngaji sugih”.

Bank Indonesia telah menyertakan peran pesantren dalam salah satu pilar cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yaitu penguatan ekonomi syariah melalui program peningkatan kelembagaan yang salah satunya melalui kemandirian ekonomi pesantren.

Terdapat tiga prasyarat kemajuan bisnis ekonomi dan keuangan pesantren dengan pendekatan manajemen ekonomi dan bisnis modern. Pertama, keuletan dan daya tahan. Kedua, memperkuat jejaring/ silaturahmi bisnis antara lain melalui Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren). Ketiga, memperkuat pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui ekosistem rantai nilai halal.

Pengembangan ekosistem rantai nilai halal difokuskan kepada 5 sektor prioritas, yaitu pertanian terintegrasi, halal food, halal fashion, energi baru dan terbarukan serta pariwisata ramah muslim. Program pengembangan kemandirian pesantren diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal ini. Selain itu, sinergi dan linkage dengan UMKM dan korporasi juga perlu terus dilakukan untuk semakin memperkuat peran pesantren dalam pengembangan ekosistem rantai nilai halal.

Pengembangan ekosistem rantai nilai halal di Solo Raya yang sedang berjalan saat ini salah satunya adalah di sektor perikanan dan pertanian melalui Hebitren.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS