Berlian Hitam 555 Karat Siap Dilelang, Ini Asal Usul dan Berapa Harganya ?

Kusumawati - Kamis, 27 Januari 2022 06:11 WIB
Berilian hitam 555 karat yang akan dilelang ( London Sotheby's )

LONDON (Soloaja.co) - Rumah lelang London Sotheby's meluncurkan apa yang disebut “Enigma Diamond,” berlian hitam 555,55 karat yang akan dijual Februari 2022. Permata berukuran plum ini memulai debutnya di Dubai Diamond Exchange dan akan dipamerkan di Los Angeles sebelum dilelang di Inggris pada bulan Februari.

Dilansir dari Trenasia.co jejaring media Soloaja.co, Tidak sepenuhnya jelas di mana berlian itu ditemukan atau siapa yang memotong 55 sisinya. Sotheby's dalam siaran pers menyebut pada tahun 2006, Guinness World Records mendaftarkan Enigma sebagai berlian terbesar dan terkeras yang pernah ada.

Bentuk berlian ini terinspirasi dari simbol telapak tangan Khamsa di Timur Tengah yang sering digunakan dalam perhiasan dan hiasan dinding sebagai jimat guna menangkal mata jahat. Kolektor anonim telah memiliki berlian tersebut selama 20 tahun terakhir dan belum pernah ditampilkan secara publik.

Sotheby's mengatakan permata itu adalah berlian carbonado, "harta karun dari ruang antarbintang." Rumah lelang mengklaim berlian itu diperkirakan telah terbentuk baik dari dampak meteorik atau benar-benar muncul dari asteroid yang bertabrakan dengan Bumi."

Ini adalah promosi penjualan yang menarik, tetapi kebenaran tentang carbonado sediri sedikit kurang pasti. Carbonado, sering disebut sebagai berlian hitam sebenarnya adalah berlian polikristalin. Sekumpulan berlian yang disemen bersama oleh sekumpulan berlian yang lebih kecil.

Carbonado sendiri berasal dai kata Portugis yang berarti "dibakar" dan biasanya menyerupai potongan kecil arang. Tidak seperti berlian tradisional, carbonado tidak ditemukan tertanam di kimberlite, batuan vulkanik yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, di mana suhu tinggi dan tekanan ekstrim menyebabkan karbon mengkristal menjadi berlian. Sebaliknya, carbonado ditemukan secara eksklusif di endapan sungai atau dataran banjir berpasir di Brasil dan Republik Afrika Tengah.

Karakteristik ini telah membuat beberapa ilmuwan berpendapat bahwa carbonado dikirim ke Bumi dari luar angkasa kira-kira tiga miliar tahun yang lalu, tertanam di dalam asteroid atau tercipta ketika menabrak bumi.

Ilmuwan lain menunjukkan adanya hidrogen dalam carbonado menjelaskan asal-usul mereka di ruang antarbintang, di mana unsur tersebut sangat melimpah. Sebuah studi tahun 2007 menunjukkan bahwa carbonado diciptakan dalam ledakan supernova dan jatuh ke Bumi dalam bentuk asteroid yang seluruhnya terbuat dari berlian.

Diragukan

Tetapi apakah carbonado adalah batuan luar angkasa masih sangat diperdebatkan di dunia ilmiah. Christian Koeberl, ahli geokimia di Departemen Penelitian Litosfer di Universitas Wina di Austria ke Popular Mechanics Senin 24 Januari 2021 menyebut teori asal usul makhluk luar angkasa karbonado tidak terbukti.

Koeberl mengatakan sebenarnya ada berbagai hipotesis mengenai pembentukan Carbonado yakni dari radiasi berat di atmosfer awal Bumi hingga sistem hidrotermal vulkanik yang terkubur di dalam kerak bumi.

Lebih lanjut, Koeberl skeptis bahwa berlian yang dilelang adalah carbonado sejati. "Foto-foto yang ditampilkan tidak terlihat seperti carbonado," katanya. “Sampelnya mengkilap, memiliki permukaan kristal yang aneh. Tidak ada carbonado yang diketahui memiliki seperti itu.” Koeberl menjelaskan bahwa carbonado asli tidak terlalu spektakuler untuk dilihat karena seperti kerikil abu-abu kecil.

Terlepas dari apa itu atau dari mana asalnya, Sotheby's mengharapkan permata itu dijual setidaknya US$6 juta atau sekitar Rp 86 miliar (kurs Rp14.300).

Koeberl akan mendorong calon pembeli meminta bukti ilmiah yang membuktikan bahwa yang ditawarkan adalah carbonado asli. "Kalau tidak, saya akan mengatakan ada cara yang lebih baik untuk menghabiskan uang."

Editor: Redaksi
Bagikan

RELATED NEWS