Bayer JUARA Klaten Jadi Pusat Riset Pertanian Terbesar Kedua di Asia Tenggara

Kusumawati - Kamis, 16 Oktober 2025 21:04 WIB
Kukuh Ambar Waluyo, Head of Field Solutions Bayer South East Asia & Pakistan (tengah) (Soloaja)

KLATEN (Soloaja.co) - Di tengah tantangan besar ketahanan pangan global, Bayer Indonesia menegaskan komitmennya terhadap inovasi sains melalui fasilitas riset dan pengembangan (R&D) Bayer JUARA (Juwiring Agriculture Research & Academy) di Klaten, Jawa Tengah.

Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia 2025, fasilitas ini telah genap dua tahun beroperasi dan kini menjadi pusat R&D pertanian pertama dan terbesar Bayer di Indonesia, sekaligus terbesar kedua di Asia Tenggara.

Fasilitas seluas 9 hektar di Juwiring ini berfokus pada riset perlindungan tanaman, pengembangan benih unggul, dan penerapan teknologi pertanian presisi.

Fokus pada Petani sebagai Mitra Erat

Kukuh Ambar Waluyo, Head of Field Solutions Bayer South East Asia & Pakistan, menyampaikan bahwa komitmen ini berfokus pada pelaku utama, yaitu para petani.

"Lewat Bayer JUARA, para petani mendapatkan akses terhadap pengetahuan dan teknologi pertanian terkini. Di lain sisi, Bayer JUARA juga terus terinformasi permasalahan nyata yang dihadapi para petani. Pendekatan dua arah ini yang membuat kolaborasi kami dengan petani semakin kuat dan berkelanjutan," jelas Kukuh.

Tantangan pertanian saat ini sangat besar. Secara global, hama dan penyakit menyebabkan hilangnya 40% hasil panen tahunan. Di Indonesia, dampak perubahan iklim seperti El Niño dapat menurunkan produktivitas padi hingga 30%.

Apresiasi Pemerintah: Kunci Ada di Pertanian Presisi

Dr. Prayudi Syamsuri, SP., M.Si, Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Pangan, sangat mengapresiasi kontribusi Bayer JUARA.

"Presiden Prabowo melalui Kemenko Pangan menegaskan bahwa kita harus hadir dengan teknologi, bukan hanya menjadi pasar bagi produsen pangan. Pertanian presisi adalah kunci—kita harus efisien dan efektif," ujar Prayudi, seraya memuji Bayer JUARA yang membawa teknologi global dan melakukan pendampingan kepada petani.

Tiga Pilar untuk Pertanian Adaptif dan Efisien

Dalam menghadirkan solusi pertanian berkelanjutan, Bayer JUARA berlandaskan pada tiga pilar utama:
* Data Generation (Riset Data): Melakukan 120 uji coba teknologi dan benih per tahun, mencakup tanaman padi, jagung, dan sayuran. Riset juga menguji penggunaan drone untuk perlindungan tanaman dan seeder untuk efisiensi penanaman.
* Training & Academy (Pelatihan): Mengadakan penyuluhan dan workshop melalui program Klinik Tani untuk praktik budidaya yang adaptif dan penerapan teknologi terbaru.
* Collaboration (Kolaborasi): Membangun kemitraan untuk memberdayakan petani dan generasi muda.

Berkat pendampingan dari Bayer JUARA, petani seperti Awibowo di Juwiring berhasil mencatat kenaikan hasil panen hingga 20 persen, mencapai rata-rata 8-10 ton per hektar. Bahkan di bulan tertentu, hasil panennya mencapai 12 ton per hektar.

Kolaborasi dengan 8 Universitas untuk SDM Pertanian

Selain petani, Bayer JUARA aktif menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian masa depan. Mereka telah menjalin kemitraan dengan 8 universitas terkemuka, termasuk IPB, UGM, UNS, dan Unpad.

Sejak 2023, program magang Bayer JUARA telah melibatkan 25 mahasiswa dalam program riset bersama. Salah satunya, M. Hafizh Firmansyah dari Unpad, yang terlibat langsung dalam project sistem polinasi tanaman jagung.

"Pengalaman ini meneguhkan cita-citanya untuk terus berkecimpung di dunia pertanian, semakin meyakini petani sebagai profesi yang menjanjikan dengan potensi bisnis besar," tulis keterangan pers.

Bayer berencana memperluas kolaborasi dengan lebih banyak universitas, menegaskan posisi strategis Bayer JUARA sebagai episentrum inovasi, kolaborasi, dan edukasi untuk masa depan pertanian nasional.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS