4 Fakta Mendalam tentang Prosedur Suntik Botox yang Harus Anda Tahu
JAKARTA - Prosedur suntik botox atau perawatan dengan Botox (Botulinum Toxin) adalah treatment yang biasanya dilakukan seseorang. Perawatan kecantikan ini dipercaya berguna untuk mengurangi atau menghilangkan garis-garis kerutan. Selain itu, Botox diyakini mampu memberikan tampilan yang lebih halus pada wajah.
Namun, sebelum melakukan treatment botox, ada beberapa hal yang harus Anda ketahui untuk dijadikan pertimbangan.
Mengutip Business Insider, ada 4 fakta tentang treatment botox yang perlu Anda ketahui.
Fakta Suntik Botox yang Perlu Anda Ketahui
1. Sebabkan Penurunan Kelopak Mata
Sebelum melakukan prosedur, salah satu praktisi perawat meminta pasien untuk menandatangani pernyataan terkait semua kemungkinan resiko yang mungkin terjadi termasuk kelopak mata yang turun.
Dikutip dari laman WebMD sebanyak 5% pasien bisa mengalami kondisi ini dan kemungkinan ini akan turun menjadi 1% jika treatment ditangani oleh dokter kulit yang berpengalaman.
- Cara Gunakan 2 Akun WhatsApp di Ponsel Android
- Atasi Epidemi Musim Dingin, Tiongkok Larang Guru dan Siswa Sakit ke Sekolah
- Seolah Tak Mau Kalah, Google Rilis Model AI Gemini
2. Picu Sakit Kepala
Seseorang yang menjalani perawatan dengan cara suntik botox biasanya akan merasa seperti seperti ditusuk dengan jarum sekitar 20 kali di seluruh dahi. Ini tentunya membuat orang yang melakukan perawatan merasa tidak nyaman.
Ia bahkan mengalami dua memar kecil di dahi dan sakit kepala ringan selama dua hari setelah melakukan treatment.
Yulia, seorang reporter kesehatan Insider mengaku mendapat peringatan untuk menghindari penggunaan obat pereda nyeri yang biasa ia konsumsi karena dapat memperparah memar.
3. Tidak Boleh Berolahraga dan Minum Alkohol Keesokan Harinya
Selain bisa memicu sakit kepala, Anda tidak diperbolehkan minum alkohol atau berolahraga setelah melakukan perawatan. Setidaknya, Anda harus menahan diri selama 24 jam.
Namun, aturan terkadang berbeda-beda. Adapun sumber yang mengatakan agar menghindari alkohol dan olahraga sebelum prosedur hingga empat jam.
Sementara sumber lain menyarankan untuk menghindari alkohol sebelum prosedur hingga 48 jam setelahnya.
4. Bukan Untuk Ibu Hamil atau Menjalani Promil
Untuk hasil yang maksimal, sebuah sumber mengatakan Botox harus dilakukan secara konsisten setiap 3-4 bulan sehingga efeknya pun tidak akan memudar.
Yulia sendiri mengatakan bahwa dirinya memulai treatment beberapa tahun sebelum mencoba untuk memiliki anak.
- Ini Cara Melihat Spotify Wrapped 2023 yang Sedang Ramai di Media Sosial
- Penggunaan QRIS yang Masif Antarkan Bali Raih BI Award 2023
- Netizen dan Pelaku Usaha di Bali Keluhkan Mahalnya Tarif Taksi dan Taksi Online di Bandara Ngurah Rai
Dirinya pun menyadari bahwa tidak seharusnya seorang ibu melakukan Botox saat hamil, menyusui, dan bahkan dalam proses program hamil karena efek Botox pada janin masih belum diketahui hingga saat ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 08 Dec 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 08 Des 2023