PPK Ormawa 2025 Jadi Sarana Kolaborasi KSI FP UNS dan KTT Sumber Gede Karanganyar

Kusumawati - Selasa, 15 Juli 2025 07:05 WIB
PPK Ormawa 2025 KSI FP UNS (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Kelompok Studi Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (KSI FP UNS) berhasil meraih pendanaan bergengsi dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2025.

Program ini, yang diinisiasi oleh Belmawa Kemendiktisaintek, mendorong mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan desa. KSI FP UNS menunjukkan komitmennya dengan terpilih menjadi salah satu penerima, siap mengaplikasikan ilmu pengetahuan langsung di tengah masyarakat.

Selama lima bulan ke depan, tim KSI FP UNS akan menjalankan program ini dengan bimbingan dosen Raden Kunto Adi, S.P., M.P. Program ini juga menggandeng mitra lokal, yaitu Kelompok Taruna Tani (KTT) Sumber Gede di Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Inovasi Pertanian Berbasis Teknologi: Budidaya Jamur Kuping dengan Smart Farming

PPK Ormawa KSI FP UNS mengusung tema inovatif: pengembangan pertanian berbasis teknologi dengan fokus utama pada penerapan smart farming dalam budidaya jamur kuping.

Program ini dirancang untuk memperkenalkan sistem pertanian presisi berskala kecil yang mudah diadopsi oleh petani muda. Harapannya, pendekatan ini akan mendorong praktik pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

“Sistem ini menjadi jawaban mahasiswa terhadap tantangan modernisasi pertanian, sekaligus menjadi wadah edukasi teknologi tepat guna bagi masyarakat desa.” Ungkap Raden Kunto Adi selaku pembimbing.

Langkah awal program telah dimulai dengan kegiatan bersih-bersih lahan bersama KTT Sumber Gede pada 10 Juli 2025. Lahan ini nantinya akan dibangun menjadi kumbung jamur kuping yang dilengkapi sistem berbasis Internet of Things (IoT).

Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya sinergi antara mahasiswa dan masyarakat desa dalam mengimplementasikan teknologi pertanian di lapangan, menunjukkan keterlibatan aktif warga dalam transformasi pertanian desa.

Keberadaan kumbung ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses pemanfaatan teknologi dalam budidaya pertanian.

Muhammad Ziaul Haq Faiz ketua PPK Ormawa 2025 mengatakan salah satu keunggulan sistem smart farming yang diusung adalah kemampuannya dalam mengontrol suhu, kelembapan, serta sistem penyemprotan secara otomatis dan presisi.

“Teknologi ini tidak hanya mempermudah proses budidaya, tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.” Katanya.

Menariknya, program ini juga memanfaatkan limbah sekam padi sebagai bahan alternatif dalam pembuatan baglog jamur kuping, sebuah langkah nyata untuk meminimalkan limbah dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan.

Pendekatan ini diharapkan membawa pertanian desa menuju inovasi dan keramahan lingkungan.
Pendekatan Partisipatif dan Kolaboratif untuk Kemandirian Desa

Semua kegiatan PPK Ormawa KSI FP UNS dirancang dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif. Mahasiswa, masyarakat desa, dan mitra terkait dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap program, mulai dari pembangunan kumbung, instalasi IoT, hingga pelatihan-pelatihan teknis.

Ke depan, program ini akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan seperti pelatihan pembuatan baglog, diversifikasi produk jamur kuping, pengemasan, pemasaran digital, hingga pembentukan kelembagaan pengelola rumah jamur.

Tujuan akhirnya adalah menciptakan model pemberdayaan desa berbasis teknologi yang dapat berkembang secara mandiri dan menjadi percontohan bagi desa-desa lain di wilayah sekitar.

Melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan akademisi, komunitas, pelaku usaha, pemerintah, dan media, KSI FP UNS berharap program ini menjadi wadah sinergi yang melahirkan inovasi serta memperkuat jejaring kerja sama untuk kemajuan pertanian desa.

“Kolaborasi ini menjadi landasan penting dalam mewujudkan pertanian yang modern dan inklusif, membuka peluang perluasan dampak program secara berkelanjutan.” Pungkas Muhammad Ziaul.

Semangat gotong royong dalam inovasi teknologi ini diharapkan dapat terus tumbuh di masyarakat. Akhirnya, program ini menjadi langkah awal menuju transformasi desa berbasis pengetahuan dan teknologi.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS